Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Latar belakang Revolusi Amerika

Secara umum yang dianggap penemu benua Amerika adalah Columbus (bangsa Spanyol) yang melakukan ekspedisi pelayaran pada tahun 1492. Ia menyebut penduduk asli Amerika adalah suku Indian karena dianggapnya negeri itu adalah negeri India.

Daerah-daerah yang mereka temukan dari Meksiko, Amerika Tengah hingga Selatan menjadi jajahan Spanyol kecuali Brasil yang menjadi jajahan Portugis. Daerah Amerika Utara yang belum dikuasai Spanyol dan Portugis pada abad ke-17 menjadi rebutan bangsa Inggris, Prancis dan Belanda.

Gambar ilustrasi Latar belakang Revolusi Amerika

Sejak ditemukannya benua Amerika oleh para penjelajah Eropa mulai terjadi emigrasi menempati daerah-daerah baru di benua tersebut. Pada awalnya emigrasi itu didorong oleh faktor agama dan politik, namun kemudian pada abad ke-18 dan 19 orang-orang Eropa berpindah ke Amerika karena ingin mencari penghidupan yang lebih layak dalam bidang ekonomi.

Era kolonisasi di Amerika Utara di mulai sekitar akhir abad ke-17. Koloni Inggris yang pertama adalah Jamestown di Virginia daerah ini makmur karena tambangnya. Pada awalnya antara satu koloni dan koloni-koloni yang lain berdiri sendiri-sendiri, mempunyai aturan sendiri dan memiliki pelabuhan yang langsung berhubungan dengan Eropa.

Jadi, koloni-koloni itu merupakan daerah-daerah yang merdeka. Keadaan ekonomi koloni makin lama makin baik. Mereka mendirikan sekolah-sekolah hingga ke tingkat perguruan tinggi dan pada tahun 1704 telah mampu menerbitkan surat kabar pertama.

Melihat perkembangan koloni-koloni cukup baik, mulailah Inggris mencampuri urusan koloni seperti tentang gubernur, hakim, dan membuat aturan-aturan yang tepatnya untuk keperluan Inggris. Inilah awal mula terjadinya konflik antara pemerintah Inggris dan koloni-koloni di Amerika Utara.

Baca juga: Pengaruh Revolusi Amerika bagi Indonesia


Kunjungi: Sejarah Dunia Lainnya