Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembentukan BPUPKI 1 Maret 1945

Memasuki tahun 1945, posisi Jepang dalam menghadapi Sekutu semakin tidak menguntungkan. Tanda-tanda bahwa Jepang akan kalah perang sudah mulai kelihatan. Pendaratan Sekutu di Irian pada bulan April 1944 dan jatuhnya Pulau Saipan pada bulan Juli 1944 telah mengancam kedudukan Jepang di Indonesia.

Pembentukan BPUPKI oleh Jepang

Dalam menghadapi situasi kritis tersebut, pemerintah pendudukan Jepang di Jawa melalui Panglima Bala Tentara XVI (Letnan Jenderal Kumakichi Harada) pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang disingkat BPUPKI atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai.

Foto Pembentukan BPUPKI 1 Maret 1945
Foto suasana sidang Pembentukan BPUPKI 1 Maret 1945

Tindakan pembentukan BPUPKI ini merupakan langkah konkret pertama Jepang bagi pelaksanaan Janji Koiso tentang kemerdekaan Republik Indonesia. Selengkapnya tentang janji Koiso silahkan baca di artikel Janji Perdana Menteri Koiso. BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka.

Pengurus BPUPKI

Pengangkatan pengurus BPUPKI diumumkan pada tanggal 29 April 1945. Susunan pengurus BPUPKI sebagai berikut :
  1. Ketua (Kaico): Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
  2. Wakil (Fuku Kaico); Ichibangase (orang Jepang) yang menjabat sebagai kepala badan perundingan
  3. Sekretariat: R.P. Suroso yang dibantu oleh Toyohito Masuda (orang Jepang) dan Mr. A.G. Pringgodigdo.

Peresmian BPUPKI

BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di Gedung Cuo Sangi In di Jalan Pejambon, Jakarta (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Dalam upacara peresmian ini dihadiri oleh dua orang pejabat militer Jepang, yaitu :
1. Jenderal Itagaki (Panglima Tentara ke-7 yang bermarkas di Singapura).
2. Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara ke-16 yang baru).

Pada peresmian BPUPKI ini dikibarkan bendera Jepang yang disebut Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo yang kemudian disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh Toyohito Masuda.

Peristiwa peresmian BPUPKI ini membangkitkan semangat para anggota BPUPKI dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah kepanitiaan terbentuk, kemudian BPUPKI segera mengadakan sidang-sidang.