Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentang hiposentrum dan episentrum

Hiposentrum

Seperti yang telah dikemukakan pada artikel sebelumnya, bahwa bagian wilayah Indonesia yang kaya akan hiposentra gempa adalah sepanjang batas pertemuan antara lempeng-lempeng Samudera India dan Samudera Pasifik dengan Lempeng benua Asia. Selengkapnya silahkan baca di artikel geografi 3 macam gempa menurut peristiwa penyebab dan akibatnya

Daerah pantai Barat Sumatra dan Selatan Jawa, kemudian Bali, Nusa Tenggara Barat, Timur sampai ke Timor merupakan daerah gempa dengan hiposentra yang dangkal. Beberapa gempa hebat tercatat sepanjang jalur ini, misalnya di Padangpanjang, Cianjur, Garut, Bali dan Flores.

Dilaut Jawa sekalipun jarang terjadi, jika ada gempa maka hiposentrum gempa itu terletak dalam lautan, yaitu sekitar 700 km, sehingga getaran gempa yang ditimbulkannya tidak berarti. Pulau Kalimantan yang dewasa ini terletak jauh dari tempat dua lempeng bertumbukan, hampir dapat dikatakan tidak memiliki hiposentrum gempa.

Tidak demikian pada zaman Kapur atas, kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman itu, palung laut tempat pertemuan antara lempeng Asia dengan lempeng dasar samudera terletak di Pegunungan Meratus sekarang, sehingga pada zaman itu Kalimantan dekat dengan sumber gempa dangkal.

Sulawesi Utara, Maluku dan Irian merupakan daerah gempa dari Samudera Pasifik. Banyak juga terjadi gempa kuat di daerah ini.

Episentrum

Berdasarkan letak episentrum gempa, dibedakan antara gempa bumi yang episentrumnya di darat dan gempa laut yang episentrumnya di dasar laut. Kebanyakan gempa di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, merupakan gempa laut.

Kecuali kerusakan yang terjadi akibat goncangan, gempa laut seringkali diikuti gelombang pasang yang melanda pantai atau mengombang-ambing kapal yang sedang berlayar. Gelombang pasang itu dikenal dengan nama tsunami.

Jika vulkanisme menimbulkan bencana tetapi memberikan faedah bagi penduduk sekitarnya, maka gempa semata-mata memberikan bencana, tanpa faedah. Oleh karena itu manusia sejak lama berusaha mencari jalan untuk dapat mengetahui gejala-gejala sebelum gempa itu terjadi.

Gambar hiposentrum dan episentrum
Gambar hiposentrum dan episentrum

Tanda-tanda alam akan terjadi gempa bumi

Namun, usaha itu sedikit sekali hasilnya. Beberapa tanda yang memberikan petunjuk di suatu daerah akan terjadi gempa ialah kelakuan binatang. Ketika di daratan Cina akan terjadi gempa, tampak kejanggalan pada tingkah laku tikus, anjing, kelinci, dan ular. Binatang-binatang tersebut menunjukkan rasa takut akan sesuatu.

Maka dari itu, jika suatu saat hewan-hewan di sekitar kita menunjukkan kejanggalan seperti rasa takut tanpa sebab yang kita fahami, kita dapat segera mengambil kesimpulan bahwa gejala tersebut tanda akan terjadi gempa bumi.

Jika kesimpulan itu benar maka kita dapat segera bertindak untuk meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan oleh gempa. Misalnya segera memutuskan aliran listrik dan lari ke luar bangunan, mungkin sekali tidak sedikit keuntungan yang dapat diperoleh, karena korban manusia dan kerusakan akibat gempa itu dapat berkurang.

Namun, yang paling penting ialah kita selalu siap menghadapi gempa itu dengan memilih kontruksi rumah yang tahan gempa, terutama di daerah rawan gempa, segera menjauhi pantai pada waktu gempa terjadi untuk menghindarkan bahaya tsunami, segera keluar dari bangunan pada waktu gempa terjadi dan tindakan-tindakan penyelamatan lain.

Baca juga: 4 jenis tenaga eksogen dan akibatnya
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com