Jaman weda (2000-1000 SM)
Prasejarah. Jaman weda - Seperti telah kita bahas di artikel Peradaban India kuno, bahwa perkembangan kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria di India dapat dikelompokkan dalam 4 jaman. Jaman yang pertama adalah jaman Weda. Pada jaman ini, keadaan bangsa Aria dapat dilihat dari berbagai bidang kehidupan. Mereka telah memeluk agama, mengenal pembagian masyarakat, dan memiliki hasil budaya. Bangsa Aria memeluk agama Hindu, mereka percaya dan menyembah banyak dewa, yaitu:
- Dewa Indra (dewa perang)
- Dewa Agni (dewa api)
- Dewa Surya (dewa matahari)
- Dewa Baruna (dewa laut)
- Dewa Bayu (dewa angin)
- Dewa Yama (dewa pencabut roh)
- Dewa Ganesha (dewa ilmu pengetahuan)
- Dewa Soma (dewa bulan)
Menurut kepercayaan mereka, dewa-dewa tersebut bersemayam di gunung. Dalam perkembangannya terjadi percampuran dengan kebudayaan bangsa Dravida, sehingga banyak dewa yang disederhanakan. Hal ini disebut Tri Murti (tiga dewa tertinggi/Iswara). Ketiga dewa tersebut adalah:
- Brahma adalah dewa pencipta
- Wisnu adalah dewa pemelihara/pelindung
- Syiwa adalah dewa perusak.
Dewa Wisnu dan Syiwa paling banyak dipuja. Orang Hindu percaya adanya kelahiran berulang kali (reinkarnasi) dan hukuman orang sesuai dngan hasil perbuatannya (karma-phala). Hukuman orang yang sesuai hasil perbuatannya itu disebut "hukum karma". Proses terjadinya manusia lahir-hidup-mati, berulang kali disebut Samsara.
Pembagian masyarakat
Pada masa kebudayaan Hindu-Budha ini, masyarakat India kuno terbagi atas kasta. Tujuan semula pembagian kasta oleh bangsa Aria adalah:
1. Untuk membedakan antara bangsa Aria dan Dravida.
2. Pembagian tugas berdasarkan pekerjaan dan kedudukan sosial.
Akibatnya, dalam masyarakatnya terdapat beberapa kasta, yaitu:
- Brahmana yang terdiri dari para pendeta.
- Ksatria terdiri dari para raja, bangsawan dan prajurit.
- Waisya terdiri dari para petani, pedagang dan pengusaha.
- Sudra terdiri dari para pekerja dan budak.
- Paria dan Candala terdiri dari para budak belian dan orang-orang yang dikeluarkan dari kasta karena melanggar aturan-aturan yang berlaku.
Catur Asrama
Dalam ajaran Hindu juga dikenal istilah Catur Asrama, yang membagi masyarakat atas 4 kelompok, yaitu:- Brahmacarin, yaitu kelompok anak usia 8-12 tahun atau anak usia sekolah.
- Grhasta, kepala keluarga
- Wanaprastha, penghuni hutan yang bertapa.
- Sanyasin/Pariwrajaka, pertapa yang mengembara.
Bangsa Aria telah berkebudayaan tinggi. Hasil-hasil budaya mereka meliputi seni patung, seni bangunan, tulisan, bahasa dan seni sastra.
Bangsa ini telah mahir membuat patung. Patung-patung yang dibuat merupakan salah satu bentuk pemujaan mereka terhadap dewa-dewa. Jadi, umumnya patung-patung itu berbentuk patung Brahma, Wisnhu dan Syiwa. Bangsa Aria juga mahir membuat candi dengan pahatan-pahatan yang indah.
Untuk tulisan, bangsa Aria menggunakan huruf Pallawa. Tulisan ini merupakan perkembangan dari tulisan Paku. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa berkembang di Jawa menjadi huruf Jawa. Di Indonesia, bahasa Sansekerta banyak digunakan dalam istilah bahasa, misal: "Eka Prasetya Pancakarsa".
Karya sastra bangsa Aria adalah kitab Weda. Semula kitab ini hanya dihafal dan menggunakan bahasa Sansekerta. Kitab ini berisi tentang agama, filsafat dan peperangan antara orang-orang Indo-Aria dan Dravida. Kitab Weda terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: Rigweda, Yajurweda, Samaweda dan Atarwaweda. Kitab yang terkenal adalah Rigweda, yang berisi syair puji-pujian kepada dewa. Kitab Weda hanya boleh dibaca oleh para brahmana. Semula kitab ini hanya Trayiweda (tiga weda), namun setelah bercampur dengan bangsa Dravida menjadi Caturweda (empat weda).
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai sejarah Jaman weda, semoga menjadi manfaat bagi kita semua.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai sejarah Jaman weda, semoga menjadi manfaat bagi kita semua.