Sumber bahan dan sistem perdagangan Indonesia abad 11 sampai 16
Tanah air Indonesia yang subur menghasilkan berbagai jenis bahan perdagangan. Dari bahan-bahan yang diperdagangkan tersebut secara otomatis menimbulkan hubungan perdagangan antar pulau di Indonesia. Bahan-bahan penting yang diperdagangkan antar pulau antara lain rempah-rempah, beras, hasil hutan, emas dan barang-barang lainnya.
Bahan Utama Perdagangan
Pada masa ini ada 5 bahan-bahan utama yang merupakan jenis bahan yang diperdagangkan, berikut bahan dan tempat menghasilkannya:
- Rempah-rempah banyak dihasilkan di daerah Maluku. Cengkih banyak diperoleh dari Maluku Utara, pala dari Maluku Tengah. Sedangkan lada banyak diperoleh dari Jawa Barat dan Sumatera.
- Beras umumnya banyak dihasilkan dari Jawa.
- Hasil hutan yang menjadi bahan perdagangan antara lain kayu cendana dari Nusa Tenggara Timur, kayu Gaharu, Kayu Besi dan Kayu Hitam dari Sumatera dan Kalimantan, sedangkan kayu Jati dari Jawa. Hasil hutan lainnya adalah kemenyan, kapur barus, damar dan madu.
- Emas banyak diperoleh dari Sumatera dan Sulawesi Utara.
- Bahan perdagangan lainnya adalah ternak dari Nusa Tenggara dan Jawa Barat serta Sagu dari Irian dan Maluku.
- Sistem barter: yaitu sistem yang dilakukan dengan cara tukar-menukar barang. Cara ini biasanya dilakukan oleh pedagang di daerah pantai dengan para pedagang atau petani di daerah pedalaman. Cara ini sudah ada sejak zaman prasejarah.
- Sistem mata uang: sistem ini digunakan dalam perdagangan antar pulau, antara lain ceitis dan calais (kerajaan Pajajaran dan Pedir), dirham atau drahma dan tumadya yang merupakan mata uang emas di Kerajaan Pajajaran, Jawa Timur dan Samudera Pasai. Tanga adalah mata uang perak di kerajaan Pedir. Mata uang 7yang biasa digunakan dalam perdagangan antar pulau adalah cash atau pitis dan picis yang merupakan mata uang Cina yang berwujud emas.