Nenek moyang bangsa Indonesia pelaut tangguh
Nenek moyang bangsa Indonesia terkenal sebagai pelaut-pelaut yang berani dan tangguh. Mereka sering menempuh samudera luas, yang gelombang dan badainya ganas. Untuk berlayar, nenek moyang kita telah memiliki pengetahuan tentang pelayaran, arah angin dan ilmu perbintangan. Pengetahuan tentang arah angin diperlukan guna menentukan waktu yang paling tepat untuk berlayar dan menentukan tujuan pelayaran.
Baca juga artikel sejarah nenek moyang bangsa Indonesia lainnya:
Pelaut Memanfaatkan Arah Angin
Indonesia dilalui oleh angin musim. Pada bulan-bulan Mei - Juli bertiuplah angin musim timur atau disingkat angin timur. Angin bertiup dari arah timur ke barat. Para pelaut memanfaatkan angin tersebut. Pada saat bertiup angin timur mereka berlayar menuju ke barat. Dengan demikian kapal-kapal mereka didorong oleh angin timur, sehingga pelayaran lancar.
Sebaliknya pada bulan Desember - Februari bertiup angin musim barat atau disingkat angin barat. Angin tersebut bertiup dari arah barat ke timur. Pada bulan-bulan tersebut para pelaut berlayar menuju arah timur. Dengan demikian tujuan pelayaran ditentukan oleh angin. Apakah sebabnya? Karena para pelaut menggunakan kapal layar.
Menggunakan Ilmu Perbintangan
Ilmu perbintangan berguna sebagai pedoman arah (mata angin) pada pelayaran malam hari. Berlayar pada siang hari, mudah mengetahui arah mata angin, karena berpedoman pada matahari. Ketika malam tiba matahari tak tampak, oleh karena itu para pelaut menggunakan bintang-bintang sebagai pedoman pelayaran di malam hari. Misalnya kelompok bintang Pari sebagai pedoman untuk mengetahui titik selatan. Kelompok bintang Biduk Besar sebagai pedoman untuk mengetahui utara.
Setelah diketahui titik selatan dan utara maka mudahlah untuk mengetahui titik barat dan timur. Mengapa para pelaut pada zaman dahulu menggunakan bintang-bintang sebagai pedoman arah? Sebab mereka belum mengenal kompas.
Baca juga artikel sejarah nenek moyang bangsa Indonesia lainnya:
Munculnya bintang-bintang tertentu juga dapat untuk mengetahui musim. Misalnya pada zaman dahulu pelaut-pelaut dari Biak mengenal Bintang Scorpio untuk mengetahui musim badai. Bintang Scorpio itu mereka namakan Romangwandi.
Bila bintang Romangwandi telah muncul di langit, suatu tanda bahwa musim badai dan ombak besar di lautan telah lewat. Para pelaut pun beramai-ramai turun ke laut pergi berlayar.
Bila bintang Romangwandi telah muncul di langit, suatu tanda bahwa musim badai dan ombak besar di lautan telah lewat. Para pelaut pun beramai-ramai turun ke laut pergi berlayar.