Kraton Yogyakarta wisata sejarah masa lampau
Sebagai tempat yang banyak menyimpan catatan sejarah dan kebudayaan Jawa, Kraton Yogyakarta banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Bentuk bangunan yang penuh dengan arti-arti khusus dan pohon-pohon sebagai simbol kepercayaan banyak menarik wisatawan untuk melihatnya.
Kraton Yogyakarta memang memiliki luas sekitar 14.000 meter persegi. Di sana pengunjung banyak disodori bangunan-bangunan, halaman di lapangan yang terdapat di dalam kraton. Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun pada tahun 1756 atau 1682 tahun. Jawa oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Ketika berusia muda, beliau bergelar Pangeran Mangkubumi.
Pendapa kraton Yogyakarta |
Sri Sultan Hamengku Buwono I seorang ksatria yang sakti. Sebagai kesatria bangsa yang pemberani dan gagah, beliau boleh diuji dan ditempa dalam segala hal. Kepandaiannya berperang, penguasaan tentang ilmu kebatinan, kepandaiannya tentang seni arsitektur, tentang agama, budaya serta karawitan membuat Sri Sultan Hamengku Buwono I sangat terkenal.
Bagi orang dalam tiap sudut di kraton Yogyakarta mengandung arti yang tidak bisa diungkapkan hanya lewat tatap mata sekilas. Diperlukan satu bahasa yang diharapkan dimengerti pengunjung. Bahasa itu berupa bahasa kebudayaan, bahasa keagamaan, bahasa kebatinan dan lainnya.
Tak jarang bila tanpa guide, akan mengalami kesulitan untuk memahami tiap detail kraton. Atau bahkan tanpa mendapatkan apa-apa, pengunjung akan segera berlalu begitu saja ketika dihadapkan pada sebuah ornamen. Fungsi seorang guide kraton memang lebih terasa sebagai jembatan penghubung antara pengunjung dan tradisi masa lampau.
Cerita-cerita tentang kraton dan isinya mengalir deras ke luar dari mulut ke guide kraton tanpa henti. Seolah mengajak kita untuk menyatu dengan kehidupan kraton melalui kisah-kisah yang diterangkannya. Tanpa menghiraukan suhu kota Gudeg yang nyaris tak berselisih jauh dengan kota Jakarta , pengunjung tetap datang berwisata.
Baca juga: Relief perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Baca juga: Relief perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Mayoritas pengunjung memang bertujuan ingin mengetahui lebih dekat situasi kraton yang selama ini hanya berada dalam bayangan mereka. Tiap sudut kraton seolah berbicara kepada kita. Seperti membisiskkan betapa kaya dan berharganya warisan yang kita terima sekarang ini.