Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bentuk rumah dan pekerjaan penduduk Irian Jaya

Suatu desa di pantai utara Irian terdiri dari beberapa deret rumah yang dibuat di atas tiang-tiang tersusun rapi di kedua tepi dari suatu jalan tengah. Bangunan-bangunan pusat di desa adalah gereja yang juga merangkap menjadi pertemuan umum. Di samping itu, juga ada sekolah desa dan rumah pos untuk bermalam bagi para patroli polisi dan pegawai pemerintah yang sedang turne.

Rangka rumah dibuat dari balok-balok yang diikat satu sama lain, dinding-dindingnya terbuat dari tangkai-tangkai lurus daun sagu yang disusun rapi, disebut gaba-gaba. Lantainya terdiri dari strip-strip panjang dari kulit kayu bakau. Penempatan suatu rumah baru menurut adat, membutuhkan suatu pesta yang agak besar yang disebit nuanyadedka.

Jumlah penduduk di Irian dan di daerah pantai utara tersebut umumnya masih sedikit. Dalam 24 desa tersebut pada tahun 1964 penduduknya ada sekitar 4.553 jiwa. Jika dibanding dengan tahun 1961 = 4.610 jira, tahun 1955 = 3.874, dan tahun 1940 = 4.893 jiwa tampak tidak banyak bertambah. Natalitas penduduk Irian tergolong rendah, dan mungkin ditambah dengan faktor kematian pada usia balita masih sangat tinggi.

Mata pencaharian orang-orang Bgu yang terpenting adalah meramu sagu (pom). Hutan sagu terletak agak jauh dari desa mereka dan di sana tak ada batas-batas yang jelas tentang pemiliknya. Mereka mengambil di mana biasanya ayah dan ibu serta saudara-saudaranya biasa mengambil.

Sagu biasanya dimakan dalam bentuk bubur (as) atau semacam roti bakar (kaus) dengan lauk-pauk daging, ikan atau sayur. Di daerah hulu sungai mencari sagu adalah kewajiban dari para wanita, sedangkan orang-orang pria berburu, meramu dan berkebun. Lahan berkebun masih berupa ladang (huma).

Tanah untuk berkebun merupakan wilayah-wilayah tertentu di dalam hutan yang masing-masing ada di bawah hak ulayat kelompok-kelompok kekerabatan patrilinea atau fam yang tertentu. Sedangkan di daerah pantai, orang-orang mengusahakan tanaman kelapa untuk dijadikan kopra rakyat untuk dijual.

Lalu bagaimana kekerabatan suku di Irian Jaya? Silahkan baca di artikel: Sistem kekerabatan penduduk Irian Jaya
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com