Penyusunan lembaran ayat-ayat Al Quran
Setelah berhasil mengatasi para pembangkang dengan 11 panglima yang ditugaskan memerangi nabi palsu, Abu Bakar bersama para sahabat lainnya bermusyawarah untuk perluasan wilayah Islam. Abu Bakar menyiapkan pasukan perang yang dipimpin oleh panglima perang yang hebat.
Perluasan wilayah Islam pada masa Abu Bakar ini berusaha menakhlukkan beberapa daerah hingga keluar Jazirah Arab, terutama untuk membebaskan Irak yang pada zaman itu dijajah oleh Persia dan wilayah Syiria yang dijajah Romawi.
Pembukuan Al-Qur'an
Pada masa Rasulullah, Al-Qur'an belum dibukukan seperti yang kita kenal dan lihat saat ini. Mengapa demikian? Karena pada saat itu Al-Qur'an masih berupa lembaran-lembaran yang disimpan di rumah para sahabat.
Lembarannya bukan berupa kertas seperti sekarang, namun ayat-ayat Al-Qur'an itu ditulis pada kulit kayu, tulang, pelepah kurma dan sebagainya. Para sahabat kebanyakan menghafalnya atau ditulis dan disimpan sendiri.
Melihat keadaan yang demikian, Umar bin Khattab lalu mengusulkan agar ayat-ayat Al-Qur'an ditu dikumpulkan. Karena banyak para sahabat yang menghafal Al-Qur'an yang gugur pada saat perang. Seperti pada saat perang Yamamah, sahabat yang meninggal sebanyak 70 orang.
Abu Bakar menyetujui usul Umar bin Khattab tersebut, maka dibentuklah panitia pengumpulan Al-Qur'an yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit. Ia adalah orang yang dipercaya Rasulullah untuk menuliskan setiap wahyu yang telah beliau terima.
Setelah kurang lebih 1 tahun, Zaid bin Tsabit dibantu anggota lainnya berhasil mengumpulkan lembaran-lembaran ayat-ayat Al-Qur'an. Kemudian disusunlah lembaran-lembaran itu seperti yang diajarkan Rasulullah kepadanya. Himpunan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut diserahkan kepada Abu Bakar as Shiddiq dan akhirnya di simpan di rumah Hafsah binti umar.
Baca juga: Silsilah Umar bin Khattab dengan Nabi Muhammad
Baca juga: Silsilah Umar bin Khattab dengan Nabi Muhammad