Sejarah rumpun bahasa Austronesia
Sejarah Nasional. Bagaimana orang dapat mengetahui bahwa Bahasa Indonesia menurut silsilahnya termasuk rumpun bahasa Austronesia? Untuk membuktikan hal tersebut mari kita bahas secara lebih mendetail.
Hasil Penyelidikan Para Ahli
Berdasarkan hasil penyelidikan para ahli, kira-kira pada dua puluh lima abad yang lampau, di daratan tengah Benua Asia hidup sekelompok bangsa yang menggunakan bahasa Austria. Mereka secara bergelombang pindah ke selatan melalui India Belakang bagian timur.
Karena tidak ada alat komunikasi, di antara kelompok-kelompok tersebut maka setiap kelompok berkembang sendiri-sendiri, termasuk kebudayaan dan bahasanya. Itulah sebabnya setelah berabad-abad lamanya bahasa-bahasa itu berkembang menjadi bahasa yang berbeda.
Meskipun bahasa-bahasa itu mengalami perkembangan yang berbeda, namun bahasa-bahasa tersebut dapat dirunut dengan melihat kesamaan asal-usulnya dan kesamaan kosakatanya. Hal ini tampak pada kata-kata dalam tabel di bawah ini :
Bahasa Jawa watu pager omah | Bahasa Melayu batu pagar rumah | Bahasa Indonesia batu pagar rumah | Bahasa Malagasi fatu pahitra uma |
Dari contoh kata-kata di atas tampak bahwa bahasa-bahasa tersebut dahulu sekerabat atau serumpun. Sekelompok bahasa disebut serumpun apabila menunjukkan adanya garis kesamaan asal-usul dan mempunyai jalan bahasa yang sama. Yang dimaksud jalan bahasa adalah cara memakai kata-kata atau perkataan yang khas dalam suatu bahasa.
P. Wilhelm Schmidt |
2 Rumpun Bahasa Austria
Menurut P. Wilhelm Schmidt rumpun bahasa Austria kemudian berkembang menjadi dua rumpun bahasa, yaitu :Rumpun bahasa Austro-Asia
Yaitu bahasa-bahasa yang terdapat di daratan Asia Tenggara, misalnya :a. Bahasa Mon Khmer di India Belakang.
b. bahasa Munda dan Santail di India Muka
c. bahasa Semang dan Sakai di Malaka
Rumpun Austronesia
Yang mempunyai wilayah penyebaran yang sangat luas. Batas-batas wilayahnya sebagai berikut :a. di sebelah barat : Pulau Madagaskar
b. di sebelah timur : Pulau Paas atau Paskah dekat pantai barat Amerika Selatan
c. di sebelah utara : Pulau Formusa
d. di sebelah selatan : Pulau Selandia Baru
Golongan bahasa Austronesia
Kemudian orang-orang yang menggunakan bahasa Austronesia berpindah dan berpisah lama sehingga rumpun bahasa Austronesia terbagi lagi menjadi dua golongan besar, 2 golongan yaitu sebagai berikut :
Golongan bahasa Austronesia bagian Timur
Disebut juga bahasa-bahasa Oceania. Bahasa ini meliputi bahasa-bahasa di bawah ini :
a. Bahasa-bahasa Polinesia, terdiri atas bahasa Maori, Hawai, dan Tahiti.
b. Bahasa-bahasa Melanesia, meliputi bahasa New Kaledonia, Hibrid, Fiji, Solomon, dan Santa Cruz.
c. Bahasa-bahasa Mikronesia, meliputi bahasa di Kepulauan Gilbert, bahasa di Kepulauan Marshall, dan bahasa di Kepulauan Carolina.
Golongan bahasa Austronesia bagian Barat
Disebut juga bahasa-bahasa Nusantara. Golongan ini meliputi bagian barat dan bagian timur.
a. Bagian barat
1. Kelompok bahasa Formusa, yaitu bahasa Tavorlang dan bahasa Singkang.
2. Kelompok bahasa Filipina, yaitu bahasa Tagalog, Bisaya, dan Sangir Talaud.
3. Kelompok bahasa Sumatra, yaitu bahasa Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, dan Nias.
4. Kelompok bahasa Jawa, yaitu bahasa Jawa, Sunda, dan Madura.
5. Kelompok bahasa Dayak, yaitu bahasa Ngaju dan Kayan Busang.
6. Kelompok bahasa Bali-Sasak, yaitu bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa.
7. Kelompok bahasa Sulawesi, yaitu bahasa Bugis, Makasar, Toraja, Gorontalo, dan Buton.
8. Kelompok bahasa Minahasa, yaitu bahasa Tombulu, Tonsea, dan Tondano.
9. Bahasa Malagasi di Madagaskar.
10. Bahasa Cham di Indocina Selatan.
b. Bagian Timur
Meliputi bahasa Sikka, Tetun, Solor, dan Roti.
Dari hasil penyelidikan P. Wilhelm Schmidt di atas tampak jelas bahwa bahasa Indonesia yang berkembang dari bahasa Melayu dan tergolong kelompok bahasa Sumatra itu berasal dari rumpun bahasa Austronesia.
Dari wilayah yang sangat luas tersebut, yang tidak termasuk rumpun bahasa Austronesia adalah bahasa di Irian, bahasa di Halmahera Utara, bahasa Ternate, dan di Tidore.
Penyerapan Kosakata Bahasa Indonesia
Dalam perkembangan selanjutnya untuk memperkaya kosakata bahwa bahasa Indonesia akan mengambil atau menyerap bahasa daerah terlebih dahulu, kemudian bahasa serumpun, baru mengambil bahasa asing apabila pengertian tersebut hanya terdapat dalam bahasa asing.
Banyak bahasa daerah di Kepulauan Nusantara ini yang telah menyumbangkan kata-katanya untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia, misalnya bahasa Jawa, Sunda, Minangkabau, dan Batak. Sebagai contoh : tanpa, prihatin, mandiri, nyeri, anjangsana, langka, cemooh, bantai, resah, dan heboh. Sekarang bahasa-bahasa tersebut sudah tidak dirasakan sebagai bahasa daerah, karena sudah terserap dengan baik dan memperkaya kosakata bahasa Indonesia.