Puncak kekuasaan Dinasti Bani Umayah
Sejarah peradaban Islam. Setelah dalam sejarah sebelumnya Dinasti Bani Umayah ekspansi Islam di Spanyol, perluasan Islam selanjutnya adalah Prancis. Ekspansi ini melalui jalur pegunungan Piranee yang dilakukan oleh Abd Ar-Rahman bin Abdullah Al-Ghafiqi pada zaman Umar bin Abd Al-Aziz.
Ia menyerang Bordeau, Poitiers, dan dari Poitiers ia mencoba menyerang Touers. Akan tetapi, di antara kedua kota ini, ia ditahan oleh Charles Martel, dan dalam pertempuran selanjutnya ia mati terbunuh. Ekspansi Islam ke Prancis pun gagal dan tentara mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga diadakan serangan-serangan, seperti ke Avignon pada tahun 734 M, dan Lyons pada tahun 743 M. Pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah seperti Majorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sisilia jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayah.
Daerah-daerah yang dikuasai Islam pada zaman dinasti ini adalah Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Rurkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tegah).
Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayah inilah yang membuat Islam menjadi negara besar di zaman itu. Dari persatuan berbagai bangsa di bawah naungan Islam, timbullah benih-benih kebudayaan dan peradaban Islam yang baru, sungguh pun Bani Umayah lebih banyak memusatkan perhatian pada kebudayaan Arab.
Antara lain adalah perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke bahasa Arab dimulai oleh Abd Al-Malik. Orang-orang bukan Arab pada waktu itu mulai pandai berbahasa Arab. Untuk menyempurnakan pengetahuan tentang bahasa Arab mereka memusatkan perhatian pada Bahasa Arab terutama tata bahasanya.
Inilah yang mendorong Sibawaih untuk menyusun Al-Kitab, yang selnjutnya menjadi pegangan dalam soal tata bahasa Arab. Perhatian pada syair Arab Jahiliyah timbul kembali dan penyair-penyair baru pun bermunculan, seperti : Umar bin Abi Rabi'ah (w. 719 M), Jamil Al-Udhri (w. 701 M), Qays bin Al-Mulawwah (w. 699 M) yang lebih dikenal dengan nama Majnun Laila, Al-Farazdaq (w. 732 M), Jarir (w. 792 M), dan Al-Akhtal (w. 710 M).
Perhatian pada tafsi, hadis, fiqh, dan ilmu kalam semakin besar pada zaman ini dan muncul nama-nama seperti Hasan Al-Basri, bin Shihab Az-Zuhri, dan Wasil bin Ata'. Yang menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan ilmiah adalah kufah dan Basrah di Irak.
Bentuk peradaban Islam lain adalah dalam bentuk masjid-masjid. Masjid pertama di luar Semenanjung Arabia juga dibangun pada zaman Dinasti Bani Umayah. Katedral St. John di Damaskus diubah menjadi masjid, sedangkan katedral yang ada di Hims dipakai sekaligus untuk masjid dan gereja menurut Istakhri, bin Hawqal, dan Maqdisi sebagaimana dikutip oleh Philip K. Hitti dalam buku History of the Arabs.
Di Al-Quds (Jerusalem) Abd Al-Malik membangun masjid Al-Aqsa. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini untuk generasi-generasi sesudahnya ialah Qubbah As-Sakhr (Dome of the Rock) juga di Al-Quds, di tempat yang menurut riwayatnya adalah tempat Nabi Ibrahim menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi'raj ke langit.
Pada zaman inilah masjid Cordova juga dibangun. Masjid Mekah dan Madinah diperbaiki dan diperbesar oleh Abd Al-Malik dan Al-Walid. Demikianlah, fase sejarah peradaban Islam yang dibuat oleh Dinasti Bani Umayah. Kekuasaan dan kejayaan dinasti ini mencapai puncaknya pada zaman Al-Walid I. Sesudah itu, kekuasaan mereka menurun, sehingga akhirnya dipatahkan oleh Bani Abbas pada tahun 750 M.
Baca selanjutnya : Kekhalifahan Al-Mansur digantikan oleh Al-Mahdi perekonomian meningkat
Antara lain adalah perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke bahasa Arab dimulai oleh Abd Al-Malik. Orang-orang bukan Arab pada waktu itu mulai pandai berbahasa Arab. Untuk menyempurnakan pengetahuan tentang bahasa Arab mereka memusatkan perhatian pada Bahasa Arab terutama tata bahasanya.
Inilah yang mendorong Sibawaih untuk menyusun Al-Kitab, yang selnjutnya menjadi pegangan dalam soal tata bahasa Arab. Perhatian pada syair Arab Jahiliyah timbul kembali dan penyair-penyair baru pun bermunculan, seperti : Umar bin Abi Rabi'ah (w. 719 M), Jamil Al-Udhri (w. 701 M), Qays bin Al-Mulawwah (w. 699 M) yang lebih dikenal dengan nama Majnun Laila, Al-Farazdaq (w. 732 M), Jarir (w. 792 M), dan Al-Akhtal (w. 710 M).
Perhatian pada tafsi, hadis, fiqh, dan ilmu kalam semakin besar pada zaman ini dan muncul nama-nama seperti Hasan Al-Basri, bin Shihab Az-Zuhri, dan Wasil bin Ata'. Yang menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan ilmiah adalah kufah dan Basrah di Irak.
Bentuk peradaban Islam lain adalah dalam bentuk masjid-masjid. Masjid pertama di luar Semenanjung Arabia juga dibangun pada zaman Dinasti Bani Umayah. Katedral St. John di Damaskus diubah menjadi masjid, sedangkan katedral yang ada di Hims dipakai sekaligus untuk masjid dan gereja menurut Istakhri, bin Hawqal, dan Maqdisi sebagaimana dikutip oleh Philip K. Hitti dalam buku History of the Arabs.
Di Al-Quds (Jerusalem) Abd Al-Malik membangun masjid Al-Aqsa. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini untuk generasi-generasi sesudahnya ialah Qubbah As-Sakhr (Dome of the Rock) juga di Al-Quds, di tempat yang menurut riwayatnya adalah tempat Nabi Ibrahim menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi'raj ke langit.
Pada zaman inilah masjid Cordova juga dibangun. Masjid Mekah dan Madinah diperbaiki dan diperbesar oleh Abd Al-Malik dan Al-Walid. Demikianlah, fase sejarah peradaban Islam yang dibuat oleh Dinasti Bani Umayah. Kekuasaan dan kejayaan dinasti ini mencapai puncaknya pada zaman Al-Walid I. Sesudah itu, kekuasaan mereka menurun, sehingga akhirnya dipatahkan oleh Bani Abbas pada tahun 750 M.
Baca selanjutnya : Kekhalifahan Al-Mansur digantikan oleh Al-Mahdi perekonomian meningkat