Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakekat sejarah sebagai ilmu seni dan kisah

Hakekat sejarah sebagai ilmu seni dan kisah - Seperti telah dibahas pada artikel Pengertian sejarah menurut para ahli bahwa ilmu sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau. Untuk itu, selanjutnya akan diulas ilmu sejarah yang mencakup beragam peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia.

Sejarah sebagai peristiwa

Hakekat sejarah sebagai peristiwa - Berbagai peristiwa yang telah terjadi sejak masa lalu menjadi bahan materi yang penting dalam pembahasan ilmu sejarah. Melalui berbagai peristiwa tersebut ilmu sejarah mendapatkan suatu gambaran tentang kehidupan manusia di masa lampau atau dapat mengetahui sebab-akibat terjadinya suatu peristiwa.

Tetapi, setiap peristiwa dalam kehidupan manusia belum tentu tercatat dalam catatan sejarah, maka ilmu sejarah berusaha menyusun rangkaian berbagai peristiwa yang terjadi dalam ruang lingkup kehidupan manusia sejak masa prasejarah agar menjadi suatu pelajaran bagi manusia di masa kini dan masa yang akan datang.

Sejarawan tidak langsung begitu saja mencatat rangkaian peristiwa yang telah terjadi, namun juga sekaligus menelusuri awal mula munculnya peristiwa dan mencari penyebab terjadinya. Tidak itu saja, para ahli sejarah berusaha mengembangkan penelitiannya sampai pada masalah sosial, budaya, kepercayaan, ekonomi, politik dan sebagainya.

Sejarah sebagai kisah

Hakekat sejarah sebagai kisah - Berbagai peristiwa atau kejadian di masa lampau meninggalkan jejak-jejak sejarah yang memiliki arti penting dalam menyusun kisah sejarah. Suatu bangsa atau negara pasti meninggalkan jejak-jejak sejarah yang bervariasi. Jejak sejarah berisi berbagai rangkaian peristiwa dalam lingkup kehidupan manusia merupakan sumber utama untuk menuliskan kisah sejarah.

Penulisan sejarah mengenai suatu kejadian atau peristiwa tidak hanya memandang kejadian yang telah terjadi, tetapi juga melihat lebih jauh yaitu mengenai faktor-faktor yang pendukung hingga suatu peristiwa bisa terjadi.

Contoh sejarah sebagai kisah
Sebagai contoh sejarah esbagai kisah adalah peristiwa Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh pasukan Kerajaan Singasari atas perintah Raja Kertanegara. Perintah tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa tujuan, yaitu menghadang serangan yang akan dilakukan oleh pasukan kerajaan Cina yang diperintah oleh Kaisar Khubilai Khan.

Selengkapnya mengenai ekspedisi pamalayu ini bisa anda baca di artikel sejarah Raja Singasari setelah Tohjaya dan kehancurannya pada sub judul Politik Luar negeri Kertanegara.

Sejarah sebagai ilmu

Hakekat sejarah sebagai ilmu - Awal abad ke-20 terjadi suatu perdebatan tentang pandangan sejarah. Perdebatan tersebut diantaranya mengenai apakah sejarah merupakan cabang dari ilmu pengetahuan atau merupakan suatu seni. Perdebatan tersebut terjadi di Jerman dan melibatkan ahli filsafat dan ahli sejarah.

2 ilmuwan yang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
  1. Burry : sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan, tidak kurang dan tidak lebih.
  2. York Powell : sejarah bukanlah sekedar suatu cerita yang indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan cabang ilmu pengetahuan.
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, ilmu sejarah mulai berkembang pada abad ke-19. Pengetahuan ini meliputi kondisi-kondisi masa manusia yang hidup pada suatu jenjang sosial tertentu. Sejarah berusaha untuk mencari hukum-hukum yang mengendalikan kehidupan manusia dan juga mencari penyebab terjadinya perubahan dalam kehidupan masyarakat.

Sejarah sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan hendaklah dibahas dan dibuktikan secara keilmuan atau alamiah. Untuk itu maka digunakan berbagai metode standar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan menggunakan metode ilmiah para ahli sejarah akan lebih berhati-hati dalam mengungkapkan kebenaran sejarah.

Suatu metode tentu saja tak luput dari kemungkinan kesalahan, untuk itu perlu ditempuh alternatif lain agar dapat meminimalisir kesalahan saat melakukan pembahasan peristiwa.

Terjadi pemisahan secara tegas antara sejarah ilmiah dan sejarah populer. Sejarah ilmiah juga dikenal sebagai sejarah akademis dalam pembahasannya lebih banyak menggunakan metode ilmiah, sehingga terkesan kaku untuk dibaca. Sedangkan sejarah populer dengan berlandaskan kesusasteraan menjadi lebih menarik untuk dibaca, bahkan masyarakat awam lebih menyukai sejarah populer meskipun sangat sulit dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sebagai contoh penemuan fosil manusia purba di Indonesia. Untuk mengungkapkan keberadaan manusia purba melalui hasil penemuan fosil-fosil tersebut, para ahli mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan metode standar atau ilmiah. Namun para ahli ternyata belum dapat membuat kesimpulan jika hanya menyelidikinya di Indonesia.

Oleh karenanya, mereka berusaha meluaskan daerah penelitiannya dengan mencari jejak lebih jauh lagi agar mendapatkan temuan yang lebih lengkap.

Dengan demikian, sejarah sebagai ilmu hendaknya dapat dipertahankan, karena sesungguhnya belajar sejarah adalah mempelajari masa silam yang dapat dijadikan pedoman hidup di masa sekarang dan masa mendatang.

Sejarah sebagai seni

Hakekat sejarah sebagai seni - Menurut Mills, Spencer, dan Comte, metode ilmu alam dapat digunakan untuk mempelajari sejarah, tanpa memodifikasi lebih lanjut. Tetapi, Dithley, seorang sejarawan dan filsuf modern menyatakan bahwa hal tersebut adalah salah besar. Sifat-sifat alami dari bahan-bahan pengetahuan alam adalah sesuatu yang selalu nyata terlihat, sehingga dengan mudah dapat dianalisa, diterangkan, dan diduga.

Sejarah adalah pengetahuan tentang rasa. Sejarah membutuhkan pemahaman dan pendalaman akan bahan-bahan yang dihadapinya. Sejarah tidak saja mempelajari segala sesuatu gerakan dan perubahan yang tampak di permukaan, tetapi juga mempelajari motivasi yang mendorong terjadinya perubahan itu bagi pelaku sejarah. Lebih lanjut, sejarah mempelajari suatu proses dinamis dari kehidupan manusia yang didalamnya terlihat hubungan sebab akibat (causal) yang cukup rumit.

Dalam sejarah terdapat elemen-elemen ilmiah, yaitu pada bagian sejarah yang memungkinkan pendekatan-pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan baik. Namun, sejalan dengan penggunaan metode ilmiah, tetap terdapat jiwa sejarah itu sendiri, yaitu jiwa dalam diri manusia itu sendiri yang merupakan nyata api kehidupan manusia.

Pemahaman terhadap jiwa sejarah hanya mungkin dapat dilakukan oleh seni, karena telah diketahui bahwa metode ilmiah sangat bermanfaat untuk menguji arti dan nilai dari bahan sejarah, mengisi, melacak hubungan sebab akibat (causal) dan menyusun cerita sejarah dengan sistematis dan berlandaskan fakta yang akurat.

Bahkan, sejarawan harus mampu melakukan penafsiran berdasarkan hal-hal yang umum terjadi dalam masyarakat, perlu menguasai pengetahuan tentang kodrat manusia berdasarkan pengelaman dan pemahaman. Mereka juga perlu melakukan pendalaman dan pengertian untuk mengungkap apa yang tersirat dan dibutuhkan imajinasi.

Jika pemahaman imajinasi dapat diterangkan atau didukung oleh hubungan sebab akibat, maka sejarah akan menjadi sama bermanfaatnya dengan pengetahuan alam bagi kesejahteraan manusia.

Berdasarkan pernyataan Dithley tersebut,, maka pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup dan berarti. Hanya dengan cara inilah yang dapat kita gunakan untuk menghargai kehidupan manusia. Saripati sejarah terletak dalam fakta-fakta yang konkret berupa beraneka ragam peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia.

Sejarawan berusaha menceritakan kembali atau menghidupkannya kembali. Oleh karena itu, sejarawan harus bersedia untuk menjadi ahli seni. Tugas untuk menghidupkan kembali kehidupan manusia masa lampau sangat mirip dengan seorang penulis novel atau penyair.

Bagan pendukung pembahasan sejarah

Bagan pendukung pembahasan sejarah
Bagan pendukung pembahasan sejarah
Bagan pendukung pembahasan sejarah

Namun demikian, sejarawan harus sadar bahwa imajinasi hendaknya ditata secara hati-hati agar dapat mendekati kebenaran. Sejarawan harus merelakan dirinya untuk dibatasi oleh fakta dan sama sekali tidak dapat menghindari atau menentang fakta. Dengan demikian, selain elemen ilmiah yang terdapat dalam sejarah, juga terdapat elemen seni.

Baca juga: Konsep periodisasi dalam ilmu sejarah

Oleh : I Wayang Badrika
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com