Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Filsafat China zaman Dinasti Chou

Filsafat China zaman Dinasti Chou - Filsafat China berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Chou. Pada zaman itu lahir tiga ahli filsafat China, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse, dan Meng Tse yang menjadi pedoman hidup bangsa China.

Lao Tse

Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya Tao Te Ching. Lao Tse percaya bahwa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran Lao Tse bernama Taoisme.

Taoisme mengajarkan orang supaya menerima nasib. Menurut ajaran ini, suka dan duka, bahagia dan bencana adalah sama saja. Oleh karena itu, seorang yang menganut Taoisme dapat memikul suatu penderitaan dengan hati tidak berguncang. Taoisme tidak begitu besar pengaruhnya terhadap bangsa Cina dibandingkan dengan ajaran Kong Fu Tse.

Kong Fu Tse

Ajaran Kong Fu Tse berdasarkan Tao juga. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini, sehingga tercapai keselarasan. Masyarakat manusia adalah bagian dari alam semesta ini, maka tata cara hidup manusia diatur oleh Tao.
Gambar Dinasti Chou
Dinasti Chou

Oleh karena itu, setiap orang harus menyesuaikan diri dengan Tao, agar dalam kehidupan masyarakat terdapat keselarasan dan keseimbangan. Penganut aliran Kong Fu Tse percaya bahwa segala bencana yang terjadi di atas permukaan bumi ini karena manusia menyalahi aturan Tao.

Ajaran Kong Fu Tse mencakup bidang pemerintahan dan keluarga. Misalnya, rakyat harus hormat dan taat kepada rajanya, seperti anak terhadap bapaknya. Sebaliknya, raja harus memerintah rakyat dengan baik dan bijaksana seperti bapak terhadap anaknya.

Selama 24 abad, ajaran Kong Fu Tse dipandang oleh bangsa Cina sebagai pegangan hidup, baik bagi rakyatnya maupun bagi rajanya. Bahkan sampai sekarang ajaran Kong Fu Tse sangat besar pengaruhnya terhadap tata cara berpikir dan sikap hidup sebagian besar orang China.

Meng Tse

Meng Tse (372-280 SM) adalah seorang murid Kong Fu Tse yang melanjutkan ajaran gurunya. Ajaran Meng Tse bertentangan dengan Kong Fu Tse. Meng Tse tidak memberikan pelajaran kepada kaum bangsawan, tetapi memberikan pengetahuan kepada rakyat jelata.

Menurutnya rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara. Begitu pula apabila raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, maka tugas para menteri untuk memperingatkannya. Apabila raja mengabaikan peringatan-peringatan itu para menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.


Itulah sekilas sejarah Filsafat China zaman Dinasti Chou, semoga menjadi catatan sejarah yang bermanfaat.

Kunjungi: Sejarah Dunia Lainnya
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com