Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hasil interaksi sistem kepercayaan di Indonesia

Hasil interaksi sistem kepercayaan di Indonesia - Sejak zaman prasejarah bangsa Indonesia telah memiliki kepercayaan berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang yang disebut animisme dan juga kepercayaan terhadap adanya kekuatan pada benda tertentu yang disebut dinamisme.

Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia, terjadi akulturasi. Sebagai contoh : dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap para dewa-dewi di candi, terlihat adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Hal itu ditunjukkan dengan adanya pripih di dalam bangunan candi, yaitu tempat benda-benda lambang jasmaniah raja yang membangun candi tersebut di simpan.

Dengan demikian, candi dianggap sebagai makam atau tempat berdiamnya roh raja yang telah meninggal tersebut. Hal ini memiliki kemiripan dengan fungsi bangunan menhir, dolmen, dan punden berundak-undak peninggalan zaman batu besar (megalithikum).

Foto Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah

Selain itu, biasanya di atas pripih terdapat arca dewa yang merupakan perwujudan raja yang didharmakan di dalam candi. Pada puncak candi terdapat lambang para dewa, biasanya berupa gambar teratai pada batu persegi empat.

Singkatnya, upacara keagamaan atau pemujaan terhadap roh nenek moyang, dan di situlah letak akulturasi antara sistem kepercayaan masa praaksara (zaman prasejarah) dan kebudayaan Hindu-Budha.

Baca juga: Hasil interaksi aksara dan bahasa di Nusantara
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com