Misteri mumi es tidur 5.300 tahun
Sesosok mumi manusia yang terkubur es selama 5.300 tahun ditemukan di Pegunungan Similaun, Alpen. Karena keajaiban alam, badannya masih utuh, lengkap sampai ke barang bawaannya. Kini para ahli sedang mencoba membangunkannya untuk menguak misteri sejarah yang menyelimuti temuan spektakuler tersebut.
Sepintas tidak ada yang istimewa dari tubuh kaku yang terbujur di salah satu ruangan institut anatomi Universitas Innsbruck ini. Dengan mulut terbuka, pupil mata kering menghadap ke atas, kulit mayat lelaki muda berumur 30 tahun setinggi 1,58 m ini terlihat berwarna coklat seperti perkamen ditimpa cahaya lampu neon. Di leher yang menyangga raut muka mungilnya tergantung nomor autopsi 619/91 (artinya mayat ke-619 yang diautopsi pada tahun 1991).
Keistimewaan benda ini segera terlihat dari peralatan dan perlakuan khusus yang di berikan kepadanya. Betapa tidak. Biaya penyimpanannya dalam lemari pendingin khusus bersuhu konstan -6 derajat C dengan kelembapan 98%, sampai menghabiskan 15.000 mark perbulan.
Perubahan kecil apapun yang terjadi pada benda berharga ini akan membunyikan alarm. Sebuah kotak darurat kosong bersuhu udara sama dengan lemari pendingin siap sepanjang waktu. Kalau mayat ini terpaksa dipindahkan, waktu tukar tempatnya sudah diperhitungkan, tak lebih dari 30 detik.
Perlakuan luar biasa ini barangkali memang tidak terlalu berlebihan, mengingat benda tersebut bukan sekadar mayat manusia biasa meski juga bukan seorang presiden, raja, atau orang penting. Yang jelas, mayat ini makhluk prasejarah yang sangat berharga yang ditemukan setelah terkubur sekitar 5.300 tahun yang lalu. Para arkeolog menganggapnya sebagai mumi alam paling sensasional pada abad ini.
Bahkan Prof. Konrad Spindler, ahli sejarah kuno dari Universitas Innsbruck menganggap ini penemuan arkeologis terbesar sejak Tutankhamon, Mesir, yang memungkinkan para arkeolog melihat ke masa lalu secara langsung.
Kiriman dari zaman batu
Sejak ditemukannya pada 19 September 1991, manusia Similaun (julukan mumi dari Pegunungan Similaun, Lembah Otz Alpen) ini seolah hidup kembali dari zaman batu. Tak heran lebih dari 120 orang pakar ikut ambil bagian dalam autopsi paling akbar ini.
Pada awalnya, para ahli meributkan usia mumi tersebut. Apalagi lewat tes jaringan daging yang besarnya hanya setengah tablet sakarin, saat kematiannya belum bisa dipastikan. Namun, setelah dilakukan tes radio karbonat C14 lewat cabikan kulit muncul titik terang yang menyelimuti riwayat atau sejarah umur sang mumi.
Dengan metode itu, benda apa pun yang telah disinari radioaktif karbonat 14 bisa diuraikan. Dengan membandingkan konsentrasi C14 pada benda masa kini, usia cabikan kulit tadi bisa dilacak. Hasilnya diketahui bahwa manusia mumi tersebut meninggal antara 3.300 dan 3.400 SM.
Ini berarti seratus tahun sebelum Kerajaan Mesir berdiri, Babilonia dibangun, dan Cina dimulai pemeliharaan ulat sutera.
Temuan di Lembah Otz ini memberi kesempatan kepada para biolog, patolog, ahli anatomi, dan genetika untuk meneliti jasad dari zaman batu berikut perlengkapannya yang tidak berasal dar kubur tetapi langsung dari hidup keseharian.
Keheranan para pakar memang beralasan. Pasalnya, hingga sekarang belum pernah ditemukan jasad setua itu dalam kondisi yang masih baik. Mumi orang Moor di Eropa dan bahkan manusia salju Siberia yang dianggap temuan tertua sebelumnya diperkirakan berusia 2.500 tahun.
Ada memang mumi Mesir yang tuanya hampir sama, namun mereka sudah tidak punya isi perut dan otak. Selain itu, sudah tercemar bahan-bahan kimiawi akibat upaya pembalseman. Sebaliknya, manusia gletser yang satu ini diawetkan secara alami. Dengan demikian penyebab kematiannya bisa diketahui.
Toh setelah menyaksikan kondisi kulit, tulang, otot, dan organ tubuhnya yang masih baik, para dokter cukup heran. Biasanya, jaringan tubuh dari seseorang yang meninggal di daerah gletser akan mengalami perubahan akibat kehilangan lemak. jaringan jadi merepih putih.
Teori untuk menjawab keheranan ini segera muncul dari para ahli gletser (glaziolog). Keutuhan manusia es itu disebabkan oleh serangkaian peristiwa yang mengiringinya. Mumi manusia es yang kemudian jadi nenek moyang orang Tirol ini diperkirakan meninggal pada pertengahan bulan September, saat udara sedang beku-bekunya.
Beberapa saat sebelum kematiannya udara di atap Eropa berubah . Angin panas bertiup. Udara hangat yang biasa ditemui di musim gugur bertiup di punggung utama Pegunungan Alpen. Angin tersebut mengeringkan jasad manusia gletser. Kemudian barulah dara dingin menerpa tepat itu. Hembusan angin dingin membuat maya beku. Setelah beberapa hari kemudian ia ditimbuni salju bermeter-meter kubik dan terkubur selama ribuan tahun.
Mumi yang terjadi berkat proses pengeringan macam di atas merupakan pendapat yang paling mendekati kebenaran. Bukti yang menguatkan tentang saat mumi alami ini meninggal makin kuat setelah ditemukannya benda-benda remeh. Di sakunya ditemukan buah Prunus spinosa, sejenis tanaman belukar yang merupakan tumbuhan kas musim gugur.
Baca juga bagaimana orang Mesir membuat mumi raja-raja mereka di artikel: Sejarah Mesir Kuno
Lalu, siapakah si mumi tersebut? Silahkan baca juga artikel yang berkaitan dengan mumi otzi pada tautan di bawah ini: