Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penyebab terjadinya akulturasi

Penyebab terjadinya akulturasi - Apa yang dimaksud akulturasi? Mengapa akulturasi bisa terjadi? Akulturasi dapat diartikan dengan perubahan kebudayaan atau tukar-menukar kebudayaan. Terjadinya akulturasi itu adalah disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
  • Apabila ditemukan unsur baru.
  • apabila unsur baru dipinjam dari kebudayaan lain.
  • apabila unsur-unsur kebudayaan yang ada tidak lagi cocok dengan lingkungan, lalu ditinggalkan atau diganti dengan yang lebih baik.
  • apabila ada unsur-unsur yang hilang arena gagal dalam pewarisan dari suatu unsur angkatan ke angkatan berikutnya.

Gambar ilustrasi penyebab terjadinya akulturasi

Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima oleh masyarakat dalam rangka akulturasi ini ialah sebagai berikut:
  1. Unsur konkrit, yaitu unsur-unsur kebudayaan jasmani, benda-benda, alat-alat dan sebagainya, terutama yang mudah ditiru penggunaannya.
  2. Unsur-unsur yang sangat berguna bagi kelompok yang menerima unsur tersebut. Misalnya: suku bangsa yang gemar berburu dengan mudah menerima dan mempergunakan senjata api, padahal senjata api itu unsur kebudayaan asing. Hal itu disebabkan karena senjata api besar faedahnya dalam berburu.
  3. Unsur-unsur yang mudah dapat disesuaikan dengan susunan keadaan dari masyarakat atau kelompok yang menerima unsur-unsur tersebut.

Sebaliknya, unsur-unsur kebudayaan yang sulit dirubah atau diganti dengan unsur-unsur kebudayaan asing adalah sebagai berikut:
  1. Unsur-unsur kebudayaan yang termasuk agama atau religi.
  2. Unsur-unsur yang mempunyai fungsi yang terjaring luas dalam masyarakat. Misalnya: sistem kekerabatan dan solidaritas kekerabatan.
  3. Unsur-unsur kebudayaan yang dipelajari pada tingkat-tingkat paling dahulu dalam proses sosialisasi dari individu-individu dalam masyarakat.

Individu-individu yang bagaimanakah yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing? Dalam memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut para ahli kebudayaan mempunyai kesamaan pendapat. Pada garis besarnya jawaban tersebut berkisar pada dua hal, yaitu sebagai berikut:

1. Orang-orang yang wataknya progressif lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing, sedangkan orang yang wataknya kolot sukar sekali menerimanya. Jika dalam masyarakat, orang-orang berwatak progressif jumlahnya banyak, maka masyarakat iu akan cepat berubah. Namun, jika dalam masyarakat tersebut orang-orang yang berwatak kolot lebih dominan, maka masyarakat tersebut akan mengalami kelambatan perubahan.

2. Individu-individu yang di dalam masyarakat penerima mempunyai kedudukan baik, atau sudah menikmati kebaikan-kebaikan dari kehidupan masyarakat penerima tadi, tidak mudah terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing. Sedangkan orang-orang yang dalam masyarakat tersebut belum mencapai kedudukan baik atau belum sampai menikmati kebaikan dari kehidupan masyarakat jauh lebih mudah dapat menerima unsur kebudayaan asing.

Baca juga:
Demikian penyebab terjadinya akulturasi, semoga bermanfaat untuk pembelajaran tentang kebudayaan.
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com