Sejarah Peternakan di Benua Asia
Sejarah Peternakan di Benua Asia - Di Asia, pada era tahun 1989 peternakan belum dikembangkan secara komersial seperti di negara-negara Eropa, Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru. Peternakan meliputi biri-biri, kambing, babi, lembu, yak, unta, dan unggas.
Peternakan di Asia
Pemeliharaan ternak di Asia erat hubungannya dengan aktivitas bidang pertanian. Hewan ternak seperti kerbau dan lembu adalah ternak serbaguna bagi masyarakat petani khususnya di Asia Tenggara., yakni berfungsi sebagai sarana angkutan dan pengolahan tanah.
Lain halnya dengan di India, lembu dianggap binatang suci dan dagingnya tidak dimakan. Akibatnya, ternak lembu tidak dapat dikembangkan secara besar-besaran untuk tujuan komersial.
Di Myanmar dan Thailand, gajah dipelihara untuk keperluan sarana angkutan dalam pengangkutan kayu di hutan. Babi dan unggas banyak dipelihara di Asia Timur dan Asia Tenggara. Di Timur Tengah ternak terpenting adalah unta, disamping bagal, biri-biri, dan kuda.
Di India, lembu dianggap hewan suci atau dewa yang disembah manusia. |
Perikanan di Asia
Asia Timur, khususnya perairan sekitar kepulauan Jepang, kaya akan berbagai jenis hasil laut seperti sardin, haring makerel, salem, tuna, dan tiram. Jepang kini menduduki tempat pertama di antara negara-negara penghasil ikan terbesar di dunia.
Di Jepang dan Korea, tiram kini telah dibudidayakan untuk mendapatkan mutiara imitasi. Selain di perairan Jepang, ikan juga banyak terdapat di perairan Semenanjung Korea, Teluk Tonkin, Laut Cina Slatan, dan Teluk Benggala. Penghasil ikan terbanyak di Asia adalah Jepang, RRC, India, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia. Hasil ikan dari keenam negara ini 27.873.000 ton pada tahun 1985 mencapai sepertiga dari hasil ikan dunia.
Baca juga: Ekonomi dan Pertanian di Asia