Lambang DKl Jakarta Lengkap Artinya
Setiap provinsi di Indonesia memiliki lambang, Demikian pula Provinsi DKl Jakarta. Lambang Provinsi DKI Jakarta berbentuk perisai segi lima. Di dalam perisal terlukis pintu gerbang dengan dasar biru. Di tengah-tengah berdiri Monumen Nasional warna putih yang melambangkan semangat api perjuangan abadi untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan sandang dan pangan. Di bawahnya terlukis ombak laut lambang kota pelabuhan dan negara kepulauan. Di atas pintu gerbang terlukis sloka Jaya Raya, suatu slogan Gelora Jakarta, sebagai ibu kota dan kota perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain lambang, setiap provinsi juga memiliki identitas flora fauna yang dijadikan identitas (maskot). Sebagai contoh Jawa Barat, buah gandaria dan macan tutul jawa. Provinsi Larnpung, bunga ashar dan gajah. Untuk identitas Provinsi DKI Jakarta adalah salak condet dan elang bondol.
1. Salak condet sebagai maskot flora Jakarta
Salak condet merupakan salah satu komoditas potensial yang dikembangkan di DKI Jakarta. Salak ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Sudah sejak lama salak ini dibudidayakan oleh penduduk Jakarta (masyarakat Betawi), terutama di daerah Condet. Keberadaan buah ini sudah langka sehingga harus dilindungi dan dilestarikan.
Alasan tersebut membuat daerah Condet dijadikan sebagai kawasan cagar budaya. Tanaman salak berupa semak yang berduri. Tinggi tanamannya mencapai tujuh meter, tetapi rata-rata tingginya 4,5 meter. Daun salak berbentuk pita panjang seperti pedang dengan pangkal yang menyempit. Daunnya berwarna hijau tua dan berpelepah panjang yang berdiri tegak.
Alasan tersebut membuat daerah Condet dijadikan sebagai kawasan cagar budaya. Tanaman salak berupa semak yang berduri. Tinggi tanamannya mencapai tujuh meter, tetapi rata-rata tingginya 4,5 meter. Daun salak berbentuk pita panjang seperti pedang dengan pangkal yang menyempit. Daunnya berwarna hijau tua dan berpelepah panjang yang berdiri tegak.
Selama ini pembudidayaan salak condet masih dilakukan secara tradisional. Keadaan ini menyebabkan produksi salak condet masih rendah. Saat ini sedang dilakukan penanaman salak condet dengan jarak yang teratur, membuat sanitasi rumpun yang bersih, dan perbanyakan secara vegetatif.
2. Elang bondol (Halíastur indus) sebagai maskot fauna Jakarta
Elang bondol termasuk burung pemangsa. Di Jawa burung ini dikenal dengan nama ulung-ulung. Burung ini termasuk jenis elang yang berukuran sedang, kira-kira panjangnya 45 cm. Burung ini mudah dikenal dari warna putih dan garis-garis kelabu pada kepala dan dadanya. Bulu pada punggung, sayap, perut, dan ekornya mula-mula seluruh badannya berwarna kecokelat-cokelatan cokelatan dengan dada yang bercoret, lalu berubah menjadi putih keabu~abuan. Warna bulu burung ini umumnya terlihat jelas dan tidak berubah setelah berumur 3 tahun.
Mata Elang bondol bentuknya bulat dan berwarna cokelat gelap. Matanya selalu menyorot tajam. Kelebihan tersebut berguna pada saat mengintai mangsanya. Paruh burung ini berwarna kekuningan dengan ujung yang runcing dan melengkung.
Elang bondol mampu menyobek-nyobek mangsanya dengan paruhnya yang kuat dan tajam. Kaki Elang bondol selain untuk bertengger juga berfungsi untuk menangkap dan mencengkeram mangsanya. Jari-jari kakinya dilengkapi dengan cakar yang berwarna abu-abu kehitaman dan berujung runcing.
Baca juga hal-hal yang berkaitan dengan Jakarta: