Sejarah Pemerintahan dan Ekonomi Negara Iran
Pemerintahan di negara republik Islam Iran ini dibentuk berdasarkan Konstitusi 1979, yang disusun atas dasar hukum Islam. Kepala negara adalah seorang presiden terpilih, sedangkan roda pemerintahan dijalankan di bawah pimpinan perdana menteri.
Namun, kekuasaan tertinggi sebenarnya berada di tangan pemimpin agama tertinggi bersama Dewan Revolusi yang terdiri dari para pemimpin agama. Badan legislatif Majlis pun berada di bawah kekuasaan para pemimpin agama.
Perekonomian dan Pertambangan
Iran merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Dalam tahun 1975, pendapatannya dari minyak sudah mencapai US$ 102,2 milyar. Minyak ditemukan untuk pertama kali di Iran selatan pada tahun 1908.
Tetapi sampai tahun 1951, penambangannya masih ditangan Inggris. Dengan diadakannya perjanjian pada tahun 1954, hampir semua pencarian, penambangan, dan pengiriman minyak di terminal-terminal minyak untuk ekspor diserahkan ke tangan perusahaan-perusahaan minyak internasional (sebuah konsorsium), dengan perusahaan minyak Inggris sebagai perusahaan yang paling terkemuka.
Sedangkan perusahaan minyak nasional Iran melakukan pelayanan, pembagian dan pemasaran minyak di dalam negeri, serta melakukan penambangan di daerah-daerah yang tidak tercakup dalam perjanjian tahun 1954, seperti ladang minyak Naft-e-Shah dan kilang minyak Kermashah di Irian Barat.
Tetapi di tahun 1973 ditandatangani sebuah perjanjian baru yang menyebutkan bahwa semua kegiatan industri perminyakan berada di tangan Iran dan semua pabrik beserta instalasinya menjadi milik pemerintah.
Dalam perjanjian tersebut, konsorsium tersebut di beri jaminan untuk mendapatkan minyak mentah dengan harga khusus dalam jangka waktu 20 tahun.
Produksi minyak dipusatkan di baratdaya, yang memiliki ladang paling besar di Gachsaran dan Agha Jari. Sejumlah ladang minyak baru ditemukan, baik di darat maupun di lepas pantai. Kilang minyak di Abadan terutama mengolah gas alam dari Marus. Pulau Khark telah dikembangkan menjadi terminal minyak mentah untuk ekspor, dan tercatat sebagai terminal minyak paling besar di dunia.
Minyak dan gas alam telah membantu Iran dalam mengembangkan industri petrokimia dan industri-industri lain, bahkan telah meningkatkan perdagangan gas alam. Tetapi, pada awal tahun 1980-an, turunnya harga minyak dunia dan perang yang berkepanjangan dengan Irak mengakibatkan hancurnya industri minyak Iran, hingga ekonomi negeri ini menjadi berantakan.
Barang tambang lain di Iran meliputi bijih tembaga (di Ahar, di sebelah timur laut kota Tabriz, dan di Zagros), bijih timah/seng (di Bafg dan di beberapa tempat lain), kromit, barium, emas, nikel, arsen, dan antimon. Pengembangan bijih besi dan batu bara di sekitar Kerman di dorong dengan membangun pabrik baja di Esfahan.
Iran mengembangkan industri modern dalam usaha mengurangi impor dan untuk mengatasi ketergantungan ekonominya pada minyak dan pertanian. Pabrik tekstil dibangun di Esfahan, Tabriz, Teheran, dan kota-kota lain.
Sudah banyak pabrik pengolahan bahan mentah dan bahan makanan yang berhasil didirikan, di antaranya pabrik gula, pabrik pengolahan kapas, dan pabrik pasteurisasi susu. Industri mobil juga telah diperluas sedemikian rupa, hingga Iran sekarang mencukupi kebutuhannya sendiri dalam hal traktor dan kendaraan bermotor dari berbagai jenis, meskipun komponen-komponennya masih harus didatangkan dari luar negeri.
Baja, aluminium, alat-alat mesin, dan produk-produk petrokimia telah berhasil diproduksi sendiri. Sebagian besar industri dipusatkan di sekitar Teheran. Barang-barang kerajinan tangan tradisional, termasuk permadani Persia, masih terus dibuat di banyak kota dan desa.
Kira-kira 9% dari wilayah darat Iran dimanfaatkan untuk pertanian. Meskipun demikian, hanya separuh dari wilayah tersebut dikhususkan untuk tanaman kebun dan ladang dengan panen sekali setahun. Kira-kira 40% dari tanah yang dibudidayakan itu mendapat pengairan terutama dari saluran air bawah tanah Persia kuno (qanat) atau dari sungai. Proyek-proyek irigasi modern di antaranya terdapat di Sungai Dez, Sungai Safid, dan Sungai karaj.
Cara-cara bertani ternyata masih tetap terbelakang di daerah-daerah ini, sapi, keledai, dan kerbau masih dipakai sebagai binatang penarik atau pembawa beban. Meskipun demikian, pemerintah berusaha memodernisasi pertanian melalui mekanisme dan land reform.
Sejak tahun 1962, semua buruh tani diberi hak untuk memiliki tanah yang dahulunya mereka kerjakan berdasarkan sistem bagi hasil atau untuk memiliki tanah pertanian yang mereka sewa. Mereka juga mendapatkan pelayanan dari koperasi desa.
Pertanian berskala besar hanya dipegang oleh perusahaan-perusahaan patungan dengan saham dari petani dan oleh unit-unit agro-industri yang dibiayai modal asing.
Tanaman utama di Iran adalah gandum, barley (sejenis gandum), dan padi, meskipun iklim yang bervariasi memungkinkan pembudidayaan sayur-sayuran dan buah-buahan. Kecuali dalam hal gandum, Iran sudah sanggup memenuhi kebutuhan sendiri akan bahan pangan, dan mengekspor kapas, beras, biji-bijian penghasil minyak, kacang-kacangan, buah-buahan kering, dan getah tragacanth (Astragalus gummifer).
Kira-kira 11% wilayah Iran digolongkan sebagai hutan dan merupakan milik pemerintah serta dilestarikan sebagai warisan nasional. Hutan yang paling luas dan paling penting bagi perdagangan terdapat di daerah Pegunungan Zagros dan Dataran Rendah Kaspia.
Usaha penangkapan ikan yang dilakukan di Laut Kaspia dimonopoli oleh pemerintah. Hasilnya berupa ikan dan telurnya, yang disebut kaviar, dipasarkan untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor. Ikan salem, yang dianggap sebagai makanan lezat, juga diperoleh dari Laut Kaspia.
Sedangkan ikan millet, ikan bass laut, ikan sarden, udang, dan ikan-ikan lain dapat dijumpai dalam jumlah besar di Teluk Persia. Sungai dan danau di daerah pedalaman, terutama sungai-sungai yang mengalir ke plato dan dataran pantai utara Pegunungan Elburz, juga menghasilkan tangkapan yang melimpah, diantaranya ikan chub, ikan barbel, ikan trout, dan ikan-ikan air tawar.
Jika saja tidak ada minyak, Iran sudah dapat dipastikan akan selalu mengalami defisit perdagangan. Impor barang-barang konsumsi terus bertambah dengan cepat, seiring dengan meningkatnya pendapatan dari minyak.
Minyak mentah dan produk-produknya diekspor terutama ke Eropa dan Jepang. Barang ekspor tradisional adalah permadani, buah-buahan kering, kaviar, dan kapas. Barang-barang selain permadani dan kapas diekspor terutama ke Eropa Timur dan Uni Soviet kala itu. Pemasok utama dalam hal modal, barang-barang konsumen, dan pelayanan adalah Jerman Barat, Amerika Serikat, dan Inggris.
Irang adalah sebuah negara besar yang terbagi-bagi oleh jajaran pegunungan yang rumit, sehingga pembangunan sarana transportasi sulit dilaksanakan dan mahal. Tulang punggung jaringan jalan raya di negeri ini adalah jalan raya Trans Iran Abadan - Teheran - Pahlavi dan jalan raya Bazargan - Teheran menuju daerah perbatasan dengan Afghanistan. Di alam wilayah Iran, kota-kota utama dihubungkan oleh jalan raya yang tahan segala cuaca, dan hubungan dengan daerah pedesaan sudah dibuka.
Jaringan kereta api menghubungkan Teheran dengan pelabuhan-pelabuhan di utara dan di selatan dengan jarak 4.567 km (pada tahun 1985), yang mencakup kota Mashhad, Tabriz, Kerman, Esfahan, dan Bandar Abbas di Teluk Persia. Jalan kereta api ke Turki telah dibuka pada tahun 1971. Demikian juga jalan kereta api yang menghubungkan negeri ini dengan Pakistan.
Pelabuhan umum Iran adalah Khorramshahr, Bandar-E-Shahpur, Bushehr, Bandar 'Abbas, dan Bandar-E-Pahlavi. Baik Abadan maupun Teheran, keduanya memiliki bandar udara internasional, dan perusahaan penerbangan nasional Iran menyelenggarakan hubungan udara dalam dan luar negeri.
Di samping beberapa mingguan, sebanyak tiga belas surat kabar terbit tiap hari di Iran. Radio pemerintah di Teheran menyiarkan acara dalam berbagai bahasa.