Sejarah Penduduk Israel
Pada tahun 1989 penduduk negara Israel mencapai 4,5 juta jiwa. Di samping kira-kira 3,7 juta jiwa orang Yahudi, penduduk Israel terdiri dari sekitar 800.000 orang Arab dan sejumlah kecil kelompok minoritas lain. Pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% per tahun (angka kelahiran 2,3%, kematian 0,6%).
Penyebaran penduduk sangat tidak merata, daerah terpadatnya adalah Distrik Selatan sebelah selatan Yerusalem, dengan luas tanah 85% dari seluruh negeri. Israel termasuk negara yang tingkat urbanisasinya paling tinggi di dunia, sekitar 89% penduduknya tinggal di kota-kota.
Pertambahan orang Yahudi sangat pesat. Selama periode 1948 - 1980 terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 300%. Sampai awal tahun 1970-an hal itu disebabkan oleh imigrasi secara besar-besaran. Sesudah itu imigrasi sangat berkurang. Uni Soviet merupakan daerah asal utama para imigran.
Perkampungan Kubbutz Yagur, dibangun pada tahun 1922, terletak di Kota Haifa, Israel |
Komposisi Penduduk Yahudi
Komposisi penduduk Yahudi sangat beraneka ragam. Melihat tanah asalnya, secara garis besar orang Yahudi dapat dibedakan menjadi delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:
- Suatu kelompok yang agak heterogen (sekitar 24.000) mendiami tanah Palestina sebelum imigrasi zaman modern tahun 1882.
- Sekitar 15.000 orang Yahudi memasuki tanah Palestina dalam empat gelombang antara tahun 1882 dan tahun 1931, terutama dari negara-negara Eropa Timur.
- Sebanyak 300.000 lebih orang Yahudi dari Eropa Tengah (Jerman dan negara-negara yang diduduki Jerman) melarikan diri dari tanah air mereka pada tahun 1930-an dan tahun 1940-an.
- Sejumlah kira-kira 60.000 orang Yahudi memasuki negeri itu secara sah atau tidak sah dalam periode 1945 - 1948, kebanyakan mereka yang lolos dari pengejaran kaum Nazi.
- Ratusan ribu orang Yahudi sesudah tahun 1948 mengalir memasuki negeri itu yang pada mulanya terutama berasal dari kamp-kamp konsentrasi dan kemudian juga dari Irak, Yaman, dan Afrika Utara.
- Orang Sabra, yaitu orang Yahudi yang dilahirkan di Israel (akhir 1976; 52%).
- Kaum imigran asal Eropa Timur sesudah tahun 1957.
- Kaum Zionis dari negara-negara Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Afrika Selatan, dan Australia.
Bahasa Penduduk Israel
Ada dua bahasa resmi, yakni bahasa Ibrani (modern) dan bahasa Arab. Bahasa Ibrani modern (diluar Israel disebut juga bahasa Ivrit) digunakan oleh sekitar 85% penduduk golongan Yahudi. Sejumlah imigran masih tetap menggunakan bahasa dari tanah asal mereka.
Agama penduduk Israel
Kehidupan umum di Israel sangat diwarnai oleh agama Yahudi. Hari istirahat Sabat dijamin oleh undang-undang. Penafsiran Kitab Taurat secara ortodoks tradisional merupakan sumber kesulitan bagi kehidupan umum.
Suatu minoritas golongan ortodoks Yahudi mampu mendesakkan dan memberlakukan pandangan mereka.
Penduduk golongan Arab umumnya memeluk agama Islam, dan sebagian kecil menganut agama Kristen. Agama Druz sejak tahun 1957 juga memperoleh status sebagai agama yang otonom.
Pendidikan Penduduk Israel
Pada tahun 1989 bagi anak-anak 5-15 tahun wajib belajar diterapkan dan pendidikan diberikan secara cuma-cuma. Pendidikan dasar berlangsung 7 tahun, sedang pendidikan menengah berlangsung 4 tahun. Para orang tua berhak memilih antara sekolah umum dan sekolah agama.Anak-anak berusia 14 - 18 tahun yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan dasar dengan hasil yang memuaskan, bisa mengikuti berbagai kursus. Untuk pendidikan menengah dan perguruan tinggi, pemerintah menyediakan banyak beasiswa.
Pelajaran di sekolah diberikan dalam bahasa Ivrit, kecuali di sekolah Arab di mana bahasa pengantarnya adalah bahasa Arab. Mulai kelas 3 di sekolah Arab diajarkan bahasa Ibrani, sedangkan di sejumlah sekolah dasar dan sekolah menengah Yahudi diajarkan bahasa Arab.
Bahasa asing utama yang diajarkan adalah bahasa Inggris. Ada tujuh perguruan tinggi (1989) termasuk Universitas Ibrani di Yerusalem (yang terbesar, didirikan tahun 1925), Technion di Haifa (1912), Universitas Bar Ilan di Ramat Gan dekat Tel Aviv-Jaffa, dan Institut Weizmann di Rechovot. Dari seluruh penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, tinggal sekitar 8% yang masih buta aksara, kebanyakan di kalangan penduduk Arab.