Masa Renaissance: Latar Belakang dan Tujuan
Lukisan oleh pelukis Yunani Theophilos Hatzimihail menggambarkan pertempuran di dalam kota, Konstantinus terlihat menunggangi kudap putih. |
Kebudayaan Renaisans mendorong kembali perkembangan Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh pemikiran-pemikiran abad pertengahan.
Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang artinya terlahir kembali, istilah ini mengandung arti bahwa terdapat sesuatu yang pernah ditinggalkan atau dilupakan orang, dan sekarang lahir atau mulai dipergunakan kembali.
Renaisans adalah gerakan budaya yang terjadi di abad ke 14 sampai abad 17 yang terjadi pada abad pertengahan akhir. Dan kemudian menyebar secara luas ke Eropa setelah sebelumnya gerakan ini muncul pertama kali di pusat kekuasaan gereja di Italia.
Setelah ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg, penyebaran gerakan Renaisans berlangsung cukup cepat ke daratan Eropa pada permulaan awal abad ke 17.
Renaisans yang merupakan sebuah gerakan pembaharuan yang dikenal sebagai masa pencerahan (Aufklarung) yang bertujuan mereformasi ajaran-ajaran masyarakat seperti sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu pengetahuan, dan agama yang selama ini terdoktrinasi oleh Ajaran-ajaran Gereja Vatikan Roma yang mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas.
Ajaran ini mendorong adanya keterbukaan dan kebebasan atas pengaruh gereja yang berlebihan dan mendorong untuk kambali dan mengembangkan ajaran Romawi dan Yunani Kuno serta mengembangkan ajaran yang menunjang pengembangan pemikiran modern yang bebas dan terbuka.
Ajaran ini pula mendorong agar mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa Asia dan Afrika pasca jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Kekaisaran Turki Utsmani yang mengisolasi daratan Eropa.
Baca juga: Tentang Renaisans masa Yunani-Romawi
Latar Belakang
Setelah kejatuhan Konstantinopel pada 1454. Bangsa Eropa merasa mengalami kemunduran sehingga masa ini disebut sebagai Masa Kegelapan ( Dark Ages ) bagi bangsa Eropa karena mengalami ketertinggalan terhadap bangsa Asia dan Afrika.
Akibat hal ini, para sarjana-sarjana dan filsuf Eropa mendorong masyarakat Eropa untuk kembali dan membuka arsip-arsip serta catatan masa Romawi dan Yunan Kuno serta kembali untuk berpikir realistis dalam menuangkan pemikiran terhadap pengetahuan sastra, filsafat, seni, ilmu pengetahuan yang terbebas dari pengaruh gereja yang dinilai menghambat pemikiran-pemikiran yang logis untuk berkembang menuju modernisasi.
Tujuan
Pada masa Renaisans orang Eropa merasakan kehidupan kembali dari keadaban, manusia kembali pada sumber sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan, zaman ini juga berarti zaman penekanan otoritasi pemerintah yang mengekangd an mengkontrol semua kegiatan negara.
Keindahan Renaisans lebih banyak diarahkan pada unsur duniawi, contohnya teori menggambar, arsitektur, dan melakukan percobaan daripada mengindahkan pengetahuan yang dianjurkan oleh agama. Ilmu pengetahuan berhasil menyempurnakan alat bahan dan bangunan untuk penciptaan karya karya seni, gambar prespektifpun sudah mulai ditemukan,lukisan masih jarang dibuat untuk pribadi, hampir semua karya masih diperuntukkan untuk umat dan gereja.
Kebudayaan Renaisans mendorong kembali perkembangan Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh pemikiran-pemikiran abad pertengahan yang memposisikan manusia sebagai bagian dari alam dan negara yang atas ajaran ini manusia cenderung harus mengesampingkan pemikiran individual yang terbuka.
Humanisme Renaisans menekankan pemikiran bahwa manusia sebagai individualisme. Individualisme yang menganggap bahwa manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan. Kita bukan hanya umat manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.
Baca juga: Konsep periodisasi dalam ilmu sejarah
Daftar pustaka:
- Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Mastara, Jakarta, 2004
- A Short History of The World : Sejarah Dunia Singkat. Indoliterasi.Yogyakarta.2013
- https://en.wikipedia.org/wiki/Renaissance