Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perlawanan 3 Kerajaan Islam terhadap bangsa Barat

Ancaman terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Kerajaan Demak Bintoro, Kerajaan Islam Aceh dan Kerajaan Ternate dan Tidore datang dari Portugis dan VOC (Belanda). Rakyat ketiga kerajaan itupun bangkit melawannya.

Perlawanan Kerajaan Demak Bintoro

Dalam masa permulaan berdirinya kerajaan Demak yaitu dalam pemerintahan Raden Patah, lalu lintas perdagangan di lautan Nusantara terganggu oleh pengaruh dan usaha monopoli Portugis. Dalam rangka mengatasi gangguan dan ancaman Portugis, Demak berusaha mengusir Portugis dari Malaka. Pada tahun 1513, armada perang Demak di bawah Pimpinan Pati Unus menyerbu ke Malaka. Armada perang Demak itu berkekuatan 100 perahu dan 10.000 orang prajurit.

Gambar Djong yang digunakan Pati Unus menyerang Malaka
Gambar ilustrasi Djong yang digunakan Pati Unus menyerang Malaka

Pada waktu itu Portugis dalam keadaan siap tempur dengan datangnya perlengkapan pelayaran dan perlengkapan perang dari Gujarat. Pertempuran berlangsung sangat seru dan dahsyat. Armada perang Demak yang kalah jauh dalam persenjataannya itupun dapat dipukul mundur.

Perlawanan Kerajaan Islam Aceh

Sejak dikuasainya bandar Malaka oleh Portugis yang memaksakan perdagangan monopoli, banyak pedagang yang menghindari bandar Malaka. Akibatnya, bandar Aceh maju pesat, Maka persaingan dagang antara Aceh dan Portugis sangat tajam. Aceh mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 - 1636.

Aceh selalu mencoba merebut dan mempertahankan hegemoni perdagangan di Selat Malaka dengan cara merintangi dan menghancurkan Portugis. Tetapi usaha Iskandar Muda belum berhasil dan pengganti-penggantinya kurang cakap. Maka Portugis tetap merajai selat Malaka sampai akhirnya bandar Malaka direbut oleh VOC (Belanda) pada tahun 1641.

Perlawanan Ternate

Kerajaan Ternate dengan wilayah kekuasaannya di Maluku merupakan sumber utama rempah-rempah. Sebagai sumber utama rempah-rempah Maluku memiliki daya tarik kuat terhadap bangsa-bangsa Eropa yang datang secara langsung untuk mendapatkan rempah-rempah.

Hadirnya Portugis dan Spanyol di wilayah Maluku mengacaukan lalu lintas perdagangan di wilayah itu. Menghadapi bahaya yang mengancam kemerdekaan dan kedaulatannya, rakyat Ternate bangkit berjuang, dipimpin oleh Sultan Harun melawan penjajah Portugis dan Spanyol.

Perjuangan rakyat Ternate berlanjut di bawah pimpinan Sultan Baab'ullah. Karena campur tangan VOC Belanda yang menggunakan kesempatan dalam kesempitan, akhirnya Maluku jatuh ke tangan VOC pada tahun 1646.