Tentang Colombo Plan
Colombo Plan atau Rencana Kolombo dibentuk pada tahun 1950 oleh negara-negara Persemakmuran Inggris (British Commonwealth) dalam konferensi di Kolombo, Sri Lanka. Nama lengkapnya adalah Colombo plan for cooperative economic development in the South and South East Asia (Rencana Kolombo untuk kerja sama pembangunan ekonomi di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara).
Colombo Plan mula-mula hanya beranggotakan negara-negara Persemakmuran, yakni Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru sebagai negara-negara donatur (pemberi bantuan). Sedangkan India, Pakistan dan Sri Lanka sebagai negara-negara yang menerima bantuan. Markas besar Colombo Plan berada di Kolombo, Sri Lanka.
Tujuan Colombo Plan
Tujuan dari Colombo Plan adalah untuk menaikkan tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat di negara-negara sedang berkembang atau negara-negara yang baru merdeka di Asia Selatan dan Asia Tenggara saat itu, seperti Kamboja, Laos, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Muangthai, Singapura dan Filipina.
Sesuai dengan kebutuhan negara anggotanya, maka program bantuan Colombo Plan diatur sebagai berikut:
- 32% dana bantuan untuk meningkatkan pembangunan di bidang pertanian
- 34% dari dana untuk memperluas sektor perhubungan dan pengangkutan.
- 10% untuk mengembangkan usaha-usaha pertambangan.
- 6% untuk mengembangkan sumber tenaga listrik.
- Sisanya yang 18% untuk bidang sosial, pendidikan keahlian dan kejuruan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih tinggi.
Sebagai anggota peserta, Indonesia telah cukup banyak memperoleh bantuan dari Colombo Plan, terutama di bidang pertanian, perhubungan, sosial dan pendidikan. Banyak mahasiswa dan petugas-petugas Indonesia yang memperoleh kesempatan belajar di Australia, Selandia Baru, Kanada dan Inggris, dalam rangka program tersebut.
Baca juga: KTT non-Blok lanjutan
Kunjungi: Sejarah Dunia Lainnya