Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Transisi penjajahan Belanda kepada Jepang di Indonesia

Perjuangan pergerakan nasional Indonesia tahun 1908-1945 mengalami pasang surut. Munculnya berbagai organisasi, politik, sosial budaya, pemuda, wanita dan lain-lain sebagai alat perjuangan, menyebabkan pemerintah penjajah Belanda makin keras menekan para pejuang Indonesia.

Tindakan keras dan tekanan pemerintah penjajah itu tidak menyebabkan melemahnya perjuangan, tetapi sebaliknya menggugah semangat dan meningkatkan daya juang putra-putra bangsa Indonesia.

Ketika pecah Perang Dunia II (1939-1945) yang hebat melanda Eropa, pemerintah penjajah Belanda memperkeras sikap dan tindakannya terhadap para pejuang kemerdekaan Indonesia. Para tokoh pejuang radikal ditangkap dan diasingkan.

Foto Perang Dunia II
Searah jarum jam dari kiri atas: Pasukan Tiongkok pada Pertempuran Wanjialing, Meriam 25-pounder Australia pada Pertempuran El Alamein Pertama, pesawat pengebom Stuka Jerman di Front Timur musim dingin 1943–1944, pasukan AL Amerika Serikat di Teluk Lingayen, Wilhelm Keitel menandatangani Instrumen Penyerahan Diri Jerman, tentara Soviet pada Pertempuran Stalingrad (Wikipedia)

Pada tahun 1940 Perang Dunia II meluas ke Asia dan Pasifik. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia dan Jepang berada di atas angin.

Jerman dan Italia bergerak di Eropa, sedangkan Jepang bergerak di Asia dan Pasifik. Di Indonesia terjadi perubahan total yang relatif berlangsung singkat.

Hanya dalam beberapa bulan penjajah Belanda bertekuk lutut kepada Jepang. Kemudian Indonesia beralih di jajah Jepang.

Baca juga artikel sejarah Jepang di Indonesia lainnya di bawah ini: