Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah pertempuran 5 hari 5 malam di Palembang

Seperti halnya ditempat-tempat lain, pertempuran melawan Sekutu meletus juga di Palembang. Pasukan sekutu mendarat di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Carmichael.

Seperti juga di tempat lain, kali inipun bersama tentara Sekutu ikut pula mendarat aparat/tentara NICA. Selanjutnya pemerintah RI di Palembang menentukan bahwa pasukan Sekutu itu hanya diijinkan mendiami daerah Talang Semut, kemudian ternyata mereka meluaskan daerahnya ke tempat-tempat lain.

Sekutu Menggeledah Rumah Penduduk

Suasana menjadi panas ketika Sekutu secara tidak sah menggeledah rumah penduduk untuk mencari senjata. Akhirnya meletuslah suatu insiden.

Sementara itu Sekutu terus menambah kekuatannya sehingga dalam bulan Maret 1946 pasukan mereka sudah berjumlah kira-kira 2 batalyon. Di samping itu, Sekutu juga melindungi masuknya pasukan Belanda.

Setiap hari jumlah pasukan Belanda makin bertambah banyak, dan ketika Sekutu meninggalkan kota Palembang pada bulan Oktober 1946 mereka menyerahkan kedudukan-kedudukannya kepada Belanda.

Perlawanan Rakyat Palembang

Suasana kota Palembang makin tegang dan insiden-insiden bersenjata seringkali terjadi. Ketika Belanda menuntut supaya kota Palembang dikosongkan dan pemuda-pemuda menolak tuntutan tersebut, maka meletuslah pertempuran. Untuk mengulur waktu guna mendatangkan bala bantuan, Belanda mengajak berunding.

Pada saat perundingan sedang berjalan pada tanggal 1 Januari 1947 pertempuran meletuslah kembali. Dalam pertempuran ini, Belanda menggunakan pesawat terbang, tembakan altileri dari sungai dengan meriam-meriam kapal dan berbagai senjata berat.

Tetapi, para pejuang kemerdekaan RI di Palembang dengan persenjataan yang sederhana telah memberikan perlawanan yang gigih dan berhasil membuat kerugian yang cukup besar pada fihak Belanda.

Sebuah kapal pemburu dan beberapa buah perahu motor Belanda tenggelam di sungai Musi. Gedung radio dan peralatannya di Talang Betutu hancur, sehingga tak dapat dipakai lagi. Begitu pula beberapa buah tank telah dapat dilumpuhkan.

Setelah pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam, seperlima kota Palembang hancur serta korban berjatuhan di kedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan pimpinan Pemerintah RI di Palembang.

Baca juga artikel sejarah pertempuran rakyat Indonesia dalam melawan penjajah di bawah ini:
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com