Ekonomi dan kehidupan sosial Kerajaan Kediri
Ekonomi masyarakat Kediri - Catatan para pedagang Cina yang mengumpulkan menjadi kronik-kronik kerajaan, dengan jelas menyebutkan tentang kehidupan rakyat Kediri dalam bidang perekonomian, seperti pertanian dan perdagangan. Untuk pertanian, rakyat di Kerajaan Kediri ini banyak yang menghasilkan beras, sedangkan untuk perdagangan antara lain yang laku di pasaran pada mas itu adalah emas, perak, daging, kayu cendana, pinang dan lain-lain.
Dari pajak yang dihasilkan berupa hasil bumi, telah dikenal sistem pertukaran dengan uang emas atau perak. Letak Kediri juga sangat strategis, karena di antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat membuat perkembangan ekonomi masyarakat di Kediri yang semakin maju.
Kehidupan sosial masyarakat Kediri
Pada masa kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap rakyatnya bertambah besar. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kitab-kitab atau karangan yang mencerminkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Seperti kitab Lubdhaka yang mengandung pelajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat seseorang tidak ditentukan oleh asal dan kedudukan, melainkan berdasarkan tingkah lakunya.
Raja turut serta dalam perlindungan terhadap hak-hak rakyat. Sikap memberi perlindungan ini merupakan satu alat efektif untuk melihat perkembangan kehidupan sosial masyarakat Kediri.
Berdasarkan kronik-kronik Cina, tercatat bahwa :
- Rakyat Kediri pada umumnya telah memiliki tempat tinggal yang baik.
- Hukuman yang dilaksanakan ada dua macam, yaitu hukuman denda dan mati (khusus bagi pencuri dan perampok).
- Kalau sakit, rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup memuja para dewa.
- Pakaian masyarakat Kediri cukup rapi.
- Kalau raja bepergian, dikawal oleh pasukan berkuda dan bukan pasukan darat.
- Martabat seseorang tidak dilihat dari status, tetapi pada kelakuannya.