Notonagoro mitos yang diyakini benar
Notonagoro adalah Mitos?
Banyak juga yang percaya bahwa Prabu Jayabaya meramalkan pemimpin nasional Indonesia mempunyai nama yang berakhiran No-To-No/Na-Go-Ro. Namun ada sebagian kalangan (pihak) yang justru membantah kebenaran ramalan tersebut.
Menurut kalangan ini, ramalan Jayabaya Notonagoro adalah sebuah mitos yang sudah terlanjur berkembang di masyarakat.
Pandangan Filsafat
Dr. Damardjati Soepadjar, dosen filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) seperti dikutip buku Satrio Piningit di halaman 38-39, menegaskan bahwa pandangan tersebut sama sekali bukan ramalan Jayabaya.
Pemikiran itu justru dilontarkan oleh Prof. Notonegoro pendiri UGM. Intinya adalah bagaimana mengatur dan menata negara dengan baik. Dalam pandangan Prof. Notonegoro, negara ini perlu ditata secara demokratis menurut paham kejawen.
Selain itu, seperti ditulis D. Soesetro dalam buku tersebut di halaman 86 Notonagoro bisa juga diterjemahkan sebagai "setelah Soekarno dan Soeharto, ana gara-gara" (setelah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto, Indonesia akan mengalami chaos).
Dengan kata lain, mitos bahwa presiden Indonesia namanya berakhiran notonagoro merupakan pandangan yang salah kaprah dan terlanjur menjadi mitos.
Namun, apa pun kesimpulannya, yang jelas ramalan Notonagoro tersebut telah diyakini benar dan terbukti benar berdasarkan sejarah para pemimpin negeri ini.
Sekali lagi, kita boleh saja percaya terhadap remalan Jayabaya tentang Notonagoro ini, dan kita bisa pula tidak mempercayai dan menganggapnya sebagai mitos. Yang jelas, ini hanyalah sebuah prediksi ?(ramalan) yang bisa jadi benar dan bisa jadi keliru.
Baca juga: 7 ciri Satrio Piningit ramalan Jayabaya
Baca juga: 7 ciri Satrio Piningit ramalan Jayabaya