Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 ciri Satrio Piningit ramalan Jayabaya

Masih mengenai Satrio Piningit yang banyak dibicarakan orang, bahwa dia akan muncul di saat negeri ini dalam keadaan kacau balau. Namun, bagaimana tanda-tanda beliau akan muncul tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. Menurut ramalan Jayabaya Sang Satrio akan timbul dengan ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut :

Dewa Berbadan Manusia

Akan ada dewa tampil berbadan manusia, berparas seperti Batara Kresna, berwatak seperti Baladewa, dan bersenjata trisula wedha (bait 159). Ini pernah disinggung pada artikel 9 bait terakhir ramalan Jayabaya di akhir pembahasan.

Gambar ilustrasi 7 ciri Satrio Piningit ramalan Jayabaya
Gambar ilustrasi 7 ciri Satrio Piningit ramalan Jayabaya

Analisa :
a. Akan ada dewa berbadan manusia
Satrio Piningit berwujud seperti manusia biasa, tetapi sejatinya ia dalah dewa. Untuk mengetahui sejatinya seseorang tidaklah mudah, kecuali sesamanya atau lebih tinggi derajatnya. Itulah yang menyebabkan Satrio Piningit.

b. Berparas seperti Bathara Kresna, berwatak seperti Baladewa
Paras Satrio seperti Bathara Kresna (tampan berwibawa) dan berwatak tegas atau saklek seperti Baladewa.

c, Bersenjata trisula wedha
Untuk kalimat yang satu ini sepertinya dimaknai secara tersirat, karena tidaklah mungkin Sang Satrio yang notabene dipingit itu membawa trisula ke mana-mana. Hal itu tentu akan terlihat mencolok yang menyebabkan dirinya tidak piningit lagi, bahkan mungkin bisa langsung dipenjara, karena terkena pasal membawa senjata tajam.

Dalam pemaknaan trisula wedha, secara garis besar bisa dimaknai tiga menjadi satu, seperti ilmu, amal dan iman, bumi, langit, dan isinya : kiri, kanan, tengah: bener jejeg, dan jujur, atau apapun yang secara filsafat mengandung makna tiga menjadi satu. Hal ini sesuai dengan derajat dewa, sehingga berkelakuan mulia.

Sakti Mandraguna

Sakti mandraguna tanpa aji-aji bait 162)
Analisis Satrio Piningit sakti mandraguna tanpa azimat apapun, apalagi batu, keris, dan tetak bengek lainnya, sesuai dengan derajatnya sebagai dewa.

Pandai Meramal

Pandai meramal seperti dewa, dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut, dan canggah seseorang, seolaholah ia lahir diwaktu yang sama, tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati, bijak, cermat, sakti, mengerti sebelum sesuatu terjadi, mengetahui leluhur seseorang, memahami putaran roda jaman Jawa, mengerti garis hidup setiap umat, dan tidak khawatir tertelan zaman (bait 167).

Analisa :
a. Pandai meramal seperti Dewa
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ia adalah dewa, sehingga sudah pasti bisa meramal atau membaca.

b. Tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati
Karena mampu membaca isi hati atau pikiran seseorang Satrio Piningit tidak akan tertipu. Tetapi mungkin dalam hal menjaga piningitnya, ia pura-pura tertipu.

c. Bijak, cermat dan sakti
Sesuai dengan derajatnya yang dewa tersebut, kalimat ini juga bisa sebagai acuan untuk mengetahui wujud lahiriahnya Satrio Piningit dari sisi perbintangan.

d. Mengetahui sesuatu sebelum terjadi
Tampaknya, Sang Satrio memahami filsafat sebab akibat. Secara sederhana, hukum sebab akibat itu digambarkan sebagai "jika kita berbuat baik maka akan mendapatkan kebaikan, begitu pula sebaliknya".

e. Tidak khawatir tertelan zaman
Sesuai dengan namanya "piningit", ia tidak akan sibuk memperkenalkan diri sebagai Satrio Piningit dan berusaha tetap eksis di jejaring sosial atau aktif di sosialita.

Satria Yatim Piatu

Oleh sebab itu, carilah satria itu yatim piatu, tak bersanak saudara, sudah lulus weda Jawa, hanya berpedoman trisula, ujung trisulanya sangat tajam membawa maut atau utang nyawa, yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan (bait 168).

Analisa :
a. Oleh sebab itu, carilah satria itu yatim piatu tak bersanak saudara
Secara lahiriah, pastilah Satrio memiliki sebab, sehingga ada akibat (memiliki saudara dan orang tua). Berarti, kalimat ini diartikan secara tersirat sesuai dengan derajatnya para dewa, dan juga mengarahkan pada kelakuannya yang tidak membeda-bedakan mana kakak, adik, atau bukan. Dengan kata lain, Satrio Piningit tidak akan KKN dan selalu berbuat adil.

b. Ujung trisulanya tajam membawa maut atau utang nyawa, yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan.

Sesuai dengan analisa sebelumnya, trisula ini merupakan kelakuan atau perbuatan dari Satrio itu sendiri.

Suka Bercanda

Senang menggoda dan minta secara nista (bait 169)
Analisa : Senang menggoda bisa diartikan genit atau suka bercanda. Sedangkan kalimat minta secara nista adalah bagian dari candaan ataupun godaannya.

Mampu Menerangkan

Diterangkan jelas bayang-bayang menjadi terang benderang (bait 170)
Analisa : dengan kemampuannya, segala sesuatu yang bayang-bayang atau tidak jelas atau tersamar atau tersembunyi, akan menjadi terang.

Sesuai dengan zaman sekarang ini, banyak sejarah dihapus atau diselewengkan atau dibelokkan, sehingga kita kehilangan jati diri. Sepertinya hanya Satrio Piningit yang mampu meluruskan sejarah kita.

Mampu Memberi Petunjuk

Hanya satu ini yang dapat memberi petunjuk tentang arti dan makna ramalan saya (bait 171).
Analisa : dengan mudah Satrio Piningit dapat memberi petunjuk arti dan makna dari ramalan Jayabaya ini.

Dari ramalan Jayabaya tersebut, hanya sedikit kalimat yang menjabarkan sosok fisik Satrio Piningit, lebih banyak menggambarkan perbuatan dan sifatnya. Sebab sosok ini masih piningit atau tersembunyi atau dirahasiakan.