Kepercayaan dan Filsafat Cina Kuno
Prasejarah. Peradaban Cina Kuno berkembang di kawasan Lembah Sungai Huang Ho (sekarang Huang He). Sungai tersebut berhulu di Pegunungan Kweniun di Tibet dan bermuara di Laut Kuning. Sungai Huang Ho disebut juga Sungai Kuning. Hal itu disebabkan oleh endapan lumpur, sehingga airnya berwarna kekuningan.
Dari lumpur itulah, lembah Sungai Huang Ho dan Sungai Yang Tse Kiang (sekarang bernama Chang Jiang). Di daerah-daerah inilah pertama kalinya tumbuh kebudayaan Cina. namun pada kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh di daerah Lembah Sungai Huang Ho.
Dari lumpur itulah, lembah Sungai Huang Ho dan Sungai Yang Tse Kiang (sekarang bernama Chang Jiang). Di daerah-daerah inilah pertama kalinya tumbuh kebudayaan Cina. namun pada kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh di daerah Lembah Sungai Huang Ho.
Sungai kuning |
Masyarakat Cina Kuno telah mengusahakan pertanian di Lembah Sungai Huang Ho sejak tahun 5000 sebelum Masehi. Di tempat itu, mereka bertanam padi, kacang, buah-buahan, dan sayur-mayur. Kebudayaan bertani tersebut dikenal dengan sebutan kebudayaan Yang-Shao.
Setelah mengenal kebudayaan bertani, masyarakat Cina Kuno memasuki masa kerajaan. Sejak tahun 2250 SM, Cina Kuno diperintah oleh beberapa dinasti. Saat itu menandai awal peradaban Cina Kuno yang menghasilkan sejumlah peninggalan yang menakjubkan dunia.
Kepercayaan Cina Kuno
Dewa Kepercayaan dan Filsafat Cina Kuno |
Kepercayaan Cina Kuno bercorak politeisme. Selain menyembah dewa-dewi, mereka juga memuja roh para leluhur. Menurut kepercayaan Cina Kuno, berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak dari para dewa. Peristriwa-peristiwa tersebut mereka catat menjadi suatu kumpulan berupa buku yang disebut Syucing.
Anak laki-laki dalam masyarakat Cina Kuno mempunyai kedudukan istimewa. Hal ini dikarenakan pemujaan terhadap roh para leluhur ini dilakukan dengan upacara tertentu. Dewa-dewa yang dipuja oleh masyarakat Cina Kuno pada saat itu adalah Shang-ti (dewa langit sekaligus dewa tertinggi), Feng-pa (dewa angin), Lhei-Shih (dewa badai yang digambarkan sebagai naga besar), dan Thai-Shan (dewa penguasa bukit suci).
Filsafat Cina Kuno
Masyarakat Cina Kuno memiliki kehidupan dan tradisi yang unik. Tradisi itu terlihat dalam perilaku sehari-hari dan kegiatan keagamaan. Tokoh yang berjasa dalam membangun tradisi itu adalah Kung Fu Tse dan Meng Tse. ajaran filsafat mereka menjadi landasan tradisi Cina Kuno yang tetap berlaku dan dianut oleh masyarakat Cina hingga sekarang.
Ajaran Kung Kung Fu Tse dikenal sebagai konfusianisme. Pokok-pokok ajarannya terletak pada :
1. Li : adalah adat istiadat
2. Ren : adalah peri kemanusiaan
3. I : adalah peri keadilan
Menurut Kung Fu Tse, jika masyarakat memegang teguh Li, Ren, dan I, maka masyarakat akan hidup tenteram dan sejahtera.
Ajaran Meng Tse tidak memberikan pelajaran kepada kaum bangsawan, tetapi memberikan pengetahuan kepada rakyat jelata. Menurut ajaran ini rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara. Begitu pula apabila raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, maka tugas para menteri untuk mengingatkannya. Demikian juga apabila raja mengabaikan peringatan tersebut, maka para menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.
Baca juga sejarah Peradaban Cina Kuno