Tentang peradaban lembah sungai gangga
Prasejarah. Lembah Sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna terletak di antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Sungai Gangga bertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur. Sungai Gangga juga dianggap suci oleh umat Hindu.
Menurut kepercayaan umat Hindu India, air sungai Gangga dapat mensucikan diri manusia dan menghapus segala dosa. Begitu pula tulang dan abu orang yang meninggal di buang ke dalam Sungai Gangga agar arwah orang yang meninggal tersebut dapat masuk surga.
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga meninggalkan jejak yang sangat penting dalam sejarah kehidupan umat manusia. Di tempat ini muncul dua agama besar, yaitu agama Hindu dan Buddha.
Agama Hindu merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan peradaban bangsa Hindu. Kepercayaan Hindu bercorak politeisme dan mengakui tiga dewa tertinggi yang disebut Trimurti, yaitu Brahma (Dewa Pencipta), Wisnu (Dewa pemelihara/pelindung), dan Syiwa (Dewa perusak).
Sementara itu, agama Buddha lahir sebagai bentuk reaksi beberapa golongan atau ajaran kaum Brahmana yang dipimpin oleh Siddarta Gautama. Siddarta Gautama adalah seorang putra mahkota Kerajaan Kapilawastu yang meninggalkan hidup penuh kemewahan dengan menempuh jalan kesederhanaan untuk mengindari penderitaan.
Agama Buddha menyebar setelah Siddarta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha, yang artinya disinari. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka. Dalam penyebaran selanjutnya agama Buddha menjadi dua aliran, yaitu : Buddha Mahayana dan Buddha Hinayang.
Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan masyarakat Lembah Sungai Indus. Setelah Kerajaan Maurya runtuh, keadaan menjadi kacau akibat terjadi peperangan. Keadaan ini baru dapat diamankan setelah munculnya Kerajaan Gupta.
1. Kerajaan Gupta
Kerajaan Gupta didirikan oleh Candragupta I. Mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Samudra Gupta (cucu Candragupta I), yang berhasil menguasai seluruh Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus.
Ibukota Kerajaan Gupta adalah Kota Ayodhya. Kemudian Raja Samudra Gupta digantikan anaknya yang bernama Candragupta II. Pada masa pemerintahannya kesusastraan mengalami perkembangan yang pesat, bahkan pada masa ini terkenal seorang pujangga yang bernama Pujangga Kalidasa dengan hasil karyanya berjudul Syakuntala.
Setelah Candragupta II meninggal, Kerajaan Gupta mulai mengalami kemunduran. Hampir dua abad India mengalami masa kegelapan, dan baru pada abad ke-7 Masehi muncul raja kuat yang bernama Harshawardana.
2. Kerajaan Harsha
Salah seorang raja Kerajaan Harsha adalah Harshawardana (seorang pujangga besar). Ibu kota Kerajaan Harsha adalah di Kanay. Pada masa pemerintahannya, kesusastraan dan pendidikan berkembang dengan pesat. Pujangga yang terkenal pada masa itu adalah Pujangga Bana dengan buku karangannya berjudul Harshacarita.