Persebaran kebudayaan Neolitikum
Prasejarah. Persebaran manusia yang membawa kebudayaan neolitikum berasal dari Benua Asia bagian tenggara. Bentuk fisik ras ini diperkirakan memiliki kesamaan dengan ras Mongoloid. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang merupakan induk dari bahasa Kadai (bahasa yang digunakan di Cina Selatan, Hainan, dan Taiwan), bahasa Cham (di Vietnam Tengah), dan bahasa Austronesia (di Samudra Indonesia dan Pasifik). Bahasa-bahasa induk tersebut disebut dengan bahasa Proto-Austronesia.
Bangsa Proto-Austronesia telah mengenal kepandaian bercocok tanam dengan cara sederhana. Mereka bercocok tanam di ladang yang dilakukan dengan cara membakar hutan. Mereka menanam keladi dan ubi jalar.
Apabila ladang sudah tidak subur lagi, maka mereka pindah ke tempat lain yang subur. Sebagai alat untuk mengolah lahan digunakan alat batu dengan bentuk yang khas, yaitu kapak lonjong.
Kapak Lonjong |
Arah persebaran bangsa Proto-Austronesia dapat direkonstruksikan dengan mengikuti tempat persebaran kapak lonjong. Sampai sekarang kapak lonjong masih dipergunakan oleh penduduk Papua di daerah Jayawijaya sebagai kapak atau alat bercocok tanam.
Orang Papua mendapat kepandaian berladang dan menanam keladi, serta kepandaian menggunakan dan membuat kapak lonjong dari orang Proto-Austronesia di Halmahera.
Bersamaan dengan bercocok tanam dan kapak lonjong, tersebar pula bahasa Austronesia ke Papua sampai ke Kepulauan Bismarck sebelah timur Laut Papua. Kemudian bahasa tersebut terpecah dalam berbagai keluarga bahasa yang agak jauh berbeda satu dengan yang lainnya.
Untuk mengetahui peninggalan kebudayaan zaman neolitikum selengkapnya silahkan baca di artikel sejarah : Peninggalan kebudayaan zaman Batu Muda