Tentang sejarah Kerajaan Bali
Kerajaan Bali terletak di pulau Bali, yaitu sebuah pulau kecil yang letaknya di sebelah timur Jawa Timur.
Sumber sejarah
Penggalian sumber sejarah yang didapat mengenai Kerajaan Bali adalah sebagai berikut :
a. Prasasti
1. Prasasti Sanur (917 M)
Prasasti Sanur oleh Wangsa Warmadewa di atas lempengan tembaga (Tamra Prasasti) Dalam prasasti ini disebutkan bahwa Anak Wungsu yang makamnya terletak di Gunung Kawi, Tampak Siring, adalah anak dari Raja Udayana atau adik Airlangga.
2. Prasasti Calcuta, India (1042 M)
Dalam prasasti ini menerangkan tentang asal-usul Raja Airlangga, yaitu dari keturunan raja-raja Bali, dinasti Warmadewa, Raja Airlangga terlahir dari pernikahan Raja Udayana (Kerajaan Bali) dengan Mahendradatta, putri Kerajaan Medang Kamulan adik dari Taja Dharmawangsa.
b. Bangunan candi
Kompleks Candi Gunung Kawi (Tampak Siring) dibangun pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu, kompleks candi ini merupakan pendarmaan raja-raja Bali.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Bali antara lain sebagai berikut :
- Sri Kesari Warmadewa
- Ugrasena
- Tabanendra Warmadewa
- Jayasingha Warmadewa
- Jayashadu Warmadewa
- Sri Wijaya Mahadewi
- Dharma Udayana Warmadewa
- Marakata
- Anak Wungsu
- Jaya Sakti
- Bedahulu
Struktur Kerajaan Bali berdasarkan pada prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Udayana adalah sebagai berikut :
- Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan raja diwariskan secara turun-temurun.
- Badan penasihat raja disebut "pakirakiran i jro makabehan" yang beertugas memberi nasihat dan pertimbangan kepada raja dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini terdiri dari beberapa senapati dan beberapa pendeta agama Hindu (dang acarya) dan Buddha (dang upadyaga).
- Pegawai kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan pajak, dan administrasi.
Keadaan Masyarakat
1. Kehidupan sosialPada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem kasta, sistem hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut. Pada golongan brahmana dan kesatria untuk anak pertama disebut Putu. Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.
2. Kehidupan ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat diketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak (sawah kering), gaja (ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah).
3. Kehidupan budaya
Pada masa prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu :
- Patapukan (atapuk/topeng)
- Pamukul (amukul, penabuh gamelan)
- Abanwal (permainan badut)
- Abonjing (bujing musik angklung)
- Bhangin (peniup suling)
- Perbwayang (permainan wayang)