Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah kesetiaan Abu Bakar menemani Rasulullah hijrah ke Madinah

Sebelum Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, ia selalu menemani Rasulullah dalam keadaan suka maupun duka, termasuk pada saat Rasulullah hijrah ke Madinah karena rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir Quraiys yang akan memb*n*hnya.

Ketika Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk berhijrah ke Madinah, Abu Bakar minta izin untuk ikut berhijrah, namun Rasulullah mencegah dan membujuknya agar mau bersabar untuk waktu yang tepat.

Pada suatu hari Rasulullah mendatangi Abu Bakar dan mengajaknya untuk hijrah. Dengan senang hati Abu Bakar menerima ajakan tersebut. Kemudian ia segera menyiapkan segala perlengkapannya, termasuk unta terbaik yang dimilikinya untuk transportasi Rasulullah hijrah ke Madinah.

Pada malam harinya Rasulullah menyuruh Ali Bin Abi Thalib untuk menjaga rumah beliau. Sementara Abu Jahal telah merencanakan untuk menangkap Rasulullah dengan cara mengepung rumah beliau dan telah menyiapkan 100 orang pilihan untuk menangkap beliau. Abu Jahal yakin dapat menangkap Rasulullah.

Apakah Abu Jahal dapat menangkap Rasulullah? Tidak! Karena yang tidur di tempat tidur Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.

Abu Bakar Rasulullah berangkat hijrah langsung menuju Madinah, namun mereka beristirahat dan sembunyi terlebih dahulu di gua Tsur selama 3 hari. Putri Abu Bakar yang mengirim makanan kepada mereka berdua selama berada di dalam gua. Abu Bakar pun telah menyewa seorang penunjuk jalan ke Madinah yaitu Abdulalh bin Uraiqis.

Begitu masuk di Gua Tsur, Abu Bakar langsung membersihkan gua terlebih dahulu dan ingin memastikan bahwa gua itu aman untuk tempat bersembunyi, karena Abu Bakar takut ada sesuatu yang akan mencelakakan Rasulullah.

Abu Bakar menutupi lubang gua dengan bajunya, namun ada lubang yang tidak ditutup karena tempat bersembunyinya seekor ular. Kemudian Rasulullah dipersilahkan masuk dan tidur di pangkuan Abu Bakar. Mereka beristirahat, namun Abu Bakar merasakan kakinya sakit karena digigit ular.

Karena skitnya, Abu Bakar meneteskan air mata dan jatuh ke wajah Rasulullah. Dengan terkejut Rasulullah bangun dan bertanya : "Mengapa kamu menangis?". Abu Bakar menjawab karena kakinya digigit ular. Rasulullah bertanya "Mengapa kamu tidak mengatakannya kepadaku?". Abu Bakar menjawab, "Saya takut membangunkan Rasulullah".

Pada pagi harinya, setelah fajar Rasulullah melihat kaki Abu Bakar luka bengkak akibat gigitan ular, lalu beliau mengusapnya dengan tangan. Luka Abu Bakar pun berangsur sembuh. Lalu Rasulullah berdoa : "Ya Allah, jadikan derajat Abu Bakar seperti derajatku di Syurga nanti".

Sementara itu, setelah mengetahui Rasulullah tidak berada di rumah, kaum kafir Quraiys mencari Rasulullah dan Abu Bakar ke setiap tempat. Beberapa orang Quraiys sudah berada di depan gua Tsur, sementara Rasulullah dan Abu Bakar berada di dalamnya. Abu Bakar merasa sangat khawatir takut kalau orang-orang kafir Quraiys itu berhasil menemukan mereka berdua, pasti mereka akan memb*n*hnya.

Karena kekuasaan Allah, orang-orang kafir Quraiys itu tidak masuk ke Gua Tsur, karena mereka melihat ada sarang laba-laba yang masih utuh dan dua merpati liar yang menetaskan telurnya di mulut gua.

Orang Quraiys berfikir, jika ada orang yang masuk gua pastilah sarang laba-laba itu rusak. Lalu mereka pergi meninggalkan gua. Setelah merasa aman, Rasulullah dan Abu Bakar melanjutkan perjalanannya ke Madinah.


Begitulah kesetiaan Abu Bakar terhadap Rasulullah. Dengan sabar ia menemani Rasulullah hijrah ke Madinah. Walaupun menempuh perjalanan yang sangat jauh, dikejar-kejar oleh kaum kafir Quraiys yang akan memb*n*h mereka berdua. Bahkan ia harus meninggalkan harta bendanya yang sangat banyak untuk menemani Rasulullah hijrah ke Madinah. Namun semua dilakukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.