Mobilitas dan komposisi penduduk Indonesia
Penyebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik per pulau maupun antara kota dengan pedesaan. Hal ini sampai pada densitasnya. Tidak meratanya penyebaran penduduk tersebut bukan semata-mata akibat dari pertumbuhan penduduk alami (angka kelahiran dikurangi angka kematian) tetapi ada perpindahan penduduk secara horisontal, yaitu migrasi.
Migrasi adalah bentuk mobilitas geografik atau mobilitas spatial antara satu unit geografik dengan unit lainnya atau dengan perkataan lain perubahan tempat tinggal dari tempat asal ke tempat tujuan.
Migrasi di Indonesia sudah berjalan sejak lama. Seperti kita ketahui Indonesia berpenduduk yang bukan asli, mereka datang dari luar Indonesia. Tentang migrasi yang terjadi di dalam negeri Indonesia sendiri telah berlangsung sejak lama pula, migrasi itu perorangan atau kelompok, diorganisasikan oleh badan-badan pemerintah atau perorangan.
Sudah sejak zaman dahulu ketika sebelum perang dunia kedua banyak orang pindah terutama dari luar Jawa ke Jawa di samping dari Jawa ke luar yang terutama diorganisasikan oleh pemerintah jajahan pada waktu itu misalnya : Belanda telah membuat daerah transmigrasi di Lampung seperti Sukadana dan Metro. Banyak pula orang Pulau Jawa yang diangkut ke Sumatra Utara untuk dipekerjakan di perkebunan dan banyak diantara mereka yang akhirnya menetap.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa penyebaran penduduk Indonesia tidak merata. Jawa dan Madura merupakan daerah terpadat. Ada penyebabnya mengapa Pulau Jawa berpenduduk lebih padat. 64,9% penduduk Indonesia memusat di Jawa dan Madura, padahal luasnya hanya 7% saja dari seluruh luas Indonesia yang berarti densitasnya 9,3 kali densitas penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Penyebab Jawa dan Madura pemusatan penduduk
Bahwa Jawa dan Madura menjadi pemusatan penduduk pada masa kini dan masa yang akan datang adalah disebabkan kondisinya sebagai berikut :
1. Historis
Merupakan warisan masa lampau pada waktu migrasi penduduk dari daratan Asia ke Indonesia. Kemudian penyebaran agama Hindu, Budha dan Islam lebih memusat di Pulau Jawa, selain itu pusat pemerintahan penjajahan (Belanda) berpusat di P. Jawa.
2. Geografik
Mempengaruhi pemusatan penduduk di Jawa. Penduduk menghuni dataran rendah Utara P. Jawa dan tanah vulkanik muda yang subur dan lembah aliran sungai yang tidak besar. Kondisi geografik ini sangat menarik penduduk baik penduduk luar Jawa maupun dari luar Indonesia.
3. Ekonomik
Sejak zaman dahulu P. Jawa menjadi pusat perdagangan. Hal ini menjadi daya tarik bagi para pengusaha baik pengusaha dari luar Jawa maupun dari luar negeri. Kegiatan ekonomi meliputi pengembangan dan perkembangan sektor pertanian, perkebunan, perindustrian, transportasi, komunikasi dan sebagainya.
4. Politik dan pemerintah
Pulau Jawa sejak dahulu telah menjadi pusat pemerintahan dengan segala kegiatannya.
5. Gejala lainnya
Adalah perkembangan lembaga-lembaga pendidikan, lengkapnya sarana kesehatan dan sebagainya.Baca juga: 4 macam transmigrasi dan penjelasannya
Karena kondisi Pulau Jawa itulah maka penduduk luar Jawa sangat berminat datang ke Jawa.