Sikap Indonesia terhadap APEC sejak 1993
Selain Gerakan Non Blok, Presiden Soeharto juga membuat kerja sama ekonomi Asia Pasifik yang disingkat APEC untuk memproyeksikan posisi kepemimpinan Indonesia. Pada awalnya Indonesia memiliki keberatan terhadap APEC. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada kemampuan Indonesia menghadapi liberalisme perdagangan. Indonesia hanya akan dijadikan pasar tanpa meraih keuntungan.
Kekhawatiran lainnya adalah kehadiran APEC dapat mengikis kerja sama di antara negara-negara ASEAN. Sebagaimana ditunjukkan oleh Malaysia Perdana Menteri Mahathir Mohamad tidak sepakat dengan APEC. Malaysia mengusulkan pembentukan Ekonomi Asia Timur EAEG yang kurang bisa diterima oleh Presiden Soeharto.
Mahathir berpendapat bahwa dengan masuknya negara-negara maju secara ekonomi, seperti Amerika Serikat ke dalam APEC, negara-negara Asia yang lemah akan menjadi korban.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, Indonesia mengubah pandangannya terhadap APEC. Sikap Indonesia mulai berubah pada tahun 1993, ketika Presiden Soeharto menerima undangan Presiden Bill Clinton untuk hadir dalam Pertemuan Seattle.
Logo APEC |
Pertemuan ini bertujuan untuk mengusulkan APEC akan bekerja menuju liberalisasi di wilayah Adia Pasifik. Indonesia yang pada mulanya enggan membuka pasar dalam negerinya, akhirnya muncul sebagai penganjur konsep perdagangan bebas.
Faktor-faktor yang mendorong perubahan sikap Indonesia terhadap APEC adalah ditunjuknya Indonesia menjadi ketua pertemuan APEC berikutnya.
Faktor lainnya adalah kekhawatiran Indonesia akan tertinggal oleh Thailand, Vietnam, dan India dalam mendapatkan investasi asing jika ada perdagangan bebas.
Vietnam, Thailand dan India telah membuka pasar dalam negeri mereka bagi para penanam modal asing yang menghasilkan peningkatan investasi asing yang luar biasa.
Keberhasilan Indonesia menjadi ketua pertemuan APEC di Bogor ditandai dengan disepakatinya usulan Indonesia tentang batas waktu liberalisasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Negara-negara maju diharuskan untuk menjalankan perdagangan bebas pada tahun 2010, sementara negara-negara berkembang akan melakukan perdagangan bebas pada tahun 2020. Usulan ini dikenal dengan Deklarasi Bogor.
Selengkapnya silahkan baca di artikel sejarah : Kerjasama ekonomi Asia Pasifik APEC
Keberhasilan Indonesia menjadi ketua pertemuan APEC Bogor dan juga keberhasilan menjadi ketua GNB X pada tahun 1992, setidaknya memberikan pengakuan bahwa Indonesia adalah salah satu pemimpin internasional. Dengan demikian, melalui pengakuan internasional tersebut, perhatian dunia diharapkan akan tertuju kembali kepada Indonesia.
Kunjungi: Sejarah Dunia Lainnya