Historiografi Nasional Indonesia
Historiografi Nasional Indonesia - Penulisan historiografi nasional dimulai sejak zaman kemerdekaan. Muhammad Yamin adalah seorang tokoh yang mengemukakan tentang perlunya sejarah yang bervisi Indonesia-sentris, yang menjadi ciri khas historiografi nasional. Muh. Yamin sendiri menulis antara lain Gadjah Mada, Diponegoro, dan 6000 Tahun Sang Merah Putih.
Dalam visi Indonesia sentris itu, penulisan sejarah diarahkan pada kepentingan nasional bangsa Indonesia. Di dalamnya digambarkan tentang beratnya penderitaan selama masa penjajahan yang membangkitkan semangat perjuangan untuk merdeka.
Di dalamnya juga ditegaskan tentang keberadaan sebuah bangsa yang baru merdeka bernama Indonesia. Selain itu, historiografi nasional mengungkapkan bagaimana seharusnya bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan yang telah diraih dan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam proses mengisi kemerdekaan.
Dalam kerangka ini, pemaparan tentang tokoh-tokoh pergerakan dan pahlawan perjuangan kemerdekaan menjadi bagian sentral sebagai sumber inspirasi.
Acuan historiografi nasional
Umumnya historiografi nasional memiliki beberapa acuan, antara lain sebagai berikut :
- sejarah berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia.
- memanfaatkan berbagai sumber yang ada, baik sumber lisan, tulisan, maupun benda.
- objek penelitian mengacu pada beberapa aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Pada masa ini, lahirlah karya-karya yang dapat dikelompokkan ke dalam historiografi nasional. Contohnya adalah sebagai berikut :
- Biografi para pahlawan, seperti Teuku Umar, Imam Bonjol dan Diponegoro.
- Sejarah perlawanan terhadap para penjajah, seperti Perang Padri dan Perang Diponegoro.
- Biografi tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Sutomo, Kartini, Abdul Rivai, dan Wahid Hasyim.
Baca juga : Historiografi Tradisional Indonesia
Demikian sekilas mengenai Historiografi Nasional Indonesia, semoga menjadi catatan dalam mempelajari sejarah Indonesia.