Sejarah kelabu orang Indian di Benua Amerika
Sejarah kelabu orang Indian di Benua Amerika (kini Amerika Serikat) kian merentang panjang. Jauh sebelum kedatangan orang kulit putih berbahasa Inggris di Virginia pada tahun 1607, orang Pohwatan diketahui sudah menerima beberapa teknik peradaban Spanyol.
Kemudian orang Inggris ini mendekati dengan cara damai demi memantapkan pemukiman mereka di Jamestown. Bahkan kepala suku Pohwatan yang bernama Wahunsonacook dijadikan Raja Pohwatan, serta dijadikan tetangga yang memasok kebutuhan pangan orang Inggris di sana.
Namun, hal ini tak berlangsung lama, orang Pohwatan sadar akan penjajahan dari pendatang, lalu dengan membabi buta mereka berusaha menghalau orang Inggris ke lautan.
Sayangnya, pribumi Amerika ini kalah pintar dan kalah persenjataannya. Dalam perang yang berlangsung pendek ini, dari sekitar 8.000-an orang Pohwatan, hanya tinggal tak sampai seribu jiwa sisanya.
Di Massachusetts sejarah muram ini mulanya berlangsung penuh peradamaian. Di saat orang Inggris tiba di Plymouth pada tahun 1602, kebanyakan pendatang ini sudah begitu loyo kehabisan pangan, kemudian mereka berhubungan baik dengan orang Pemaquid.
Beberapa tahun hubungan ini berlangsung baik-baik saja, artinya orang Indian itu memberikan bahan pangan serta mengajarkan orang putih bertanam jagung. Orang Inggris itu pun mengajarkan beberapa alat dan teknik perlengkapan hidup, hingga hubungan mereka berlangsung damai.
Lama-kelamaan orang Inggris yang kian berkembang mulai meminta tanah ulayat orang Pemaquid, bara api permusuhan pun mulai menyala dan membesar.
Sekitar tahun 1675, perang antara Indian dengan Inggris mulai menyala. Orang Indian serta merta menyerang dan menghanguskan sampai belasan koloni pendatang, namun penduduk asli lagi-laggi kalah dengan senjata api.
Akhirnya pun sama saja, ribuan orang Indian tewas mengenaskan, anak-anak dan wanita Indian ditangkap dan dijual menjadi budak di West Indies.
Begitu pula ketika orang Belanda mendarat di Pulau Manhattan, Peter Minuit cukup mengeluarkan uang sebesar 60 gulden untuk membeli mata kail ikan dan manik-manik kaca, lalu benda tersebut ditukarkan dengan daratan pulau kecil ini.
Sejak tahun 1641, orang Belanda dengan pimpinannya Willem Kieft, baru menunjukkan belangnya. Mereka menyerang pribumi di sana. Tentu saja mereka mendapat perlawanan balik. Sayangnya, orang Indian kalah dengan peluru timah dan ketajaman bayonet Belanda, mereka pun kian berkurang akibat penumpasan pendatang berkulit putih.
Baca juga: Kata kata kepahlawanan orang Indian
Baca juga: Kata kata kepahlawanan orang Indian