Isu Dewan Jenderal Dokumen Gilchrist
Pernahkah anda mendengar dalam sejarah Indonesia Isu Dewan Jenderal? Dokumen Gilchrist (Gilchrist adalah Duta Besar Inggris di Jakarta) adalah dokumen yang seolah-olah menyebutkan adanya Dewan Jenderal di lingkungan Angkatan Darat yang bertugas menilai kebijaksanaan politik Presiden Soekarno. Dokumen tersebut menimbulkan asosiasi pula bahwa Dewan Jenderal mempunyai hubungan kerja sama dengan CIA sebab di dalamnya tertulis kalimat "our local army friends".
Dokumen Gilchrist diterima oleh Dr. Soebandrio pada tanggal 15 Mei 1965 melalui pos Jakarta berupa sebuah konsep surat ketikan tanpa ada tanda tangan maupun paraf si pembuat yang tertulis di situ yakni Gilchrist. Dalam surat pengantarnya ditulis dituliskan bahwa apa yang disebut surat Gilchrist itu diperoleh dari rumah itu diperoleh dari rumah peristirahatan William (Bill) palmer di puncak sewaktu diadakan pengobrak-abrikan oleh massa oleh atas rumah tersebut.
Pada tanggal 26 Mei 1965 Dr. Soebandrio membawa "konsep surat Gilchrist" serta beberapa salinannya ke Istana Merdeka dan melaporkannya kepada Presiden Soekarno. Segera setelah membaca surat tersebut, presiden memerintahkan supaya memanggil para Panglima Angkatan ke Istana Negara.
Dalam pertemuan tersebut, menanggapi pertanyaan Presiden Soekarno, Men/Pangad Letnan Jenderal Ahmad Yani menerangkan bahwa dalam Angkatan Darat tidak ada Dewan Jenderal yang bertugas menilai kebijakan politik presiden, yang ada adalah Dewan Jabatan dan kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Angkatan Darat, yang bertugas memberikan saran atau pendapat kepada Men/Pangad tentang Jabatan dan Kepangkatan Perwira Tinggi Angkatan Darat.
Dalam pidatonya pada resepsi Hari Ulang Tahun ke-45 PKI, Dr. Soebandrio menyatakan bahwa Dokumen Imperialis/CIA telah jatuh ke tangan kita dan sekarang berada di tangan PBR (Pimpinan Besar Revolusi). Oleh Dr. Soebandrio salinan konsep surat Gilchrist itu kemudian dibagi-bagikan di luar negeri antara lain kepada delegasi-delegasi yang akan hadir dalam Konferensi Asia Afrika II (KAA II) di Aljazair. Sedangkan di dalam negeri salinan surat tersebut disebarluaskan oleh BPI (Badan Pusat Intelijen).
Sementara itu, hari ulang tahun PKI dirayakan secara besar-besaran dengan puncaknya pada rapat raksasa di Gelora Senayan Jakarta pada tanggal 23 Mei 1965. Peringatan secara besar-besaran ini merupakan suatu pameran kekuatan dan dilakukan di tengah suasana politik yang hangat dan makin meningkatkan kegiatan "ofensif revolusioner" dari PKI dan ormas-ormasnya.
Demikian sekilas Isu Dewan Jenderal semoga menambah pengetahuan sejarah negara Indonesia khususnya.
Baca juga: Presiden Soekarno sakit dan persiapan kudeta PKI
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka