30 Maret 1981 Ronald Reagan Presiden Amerika Serikat Ditembak
30 Maret 1981, Presiden Ronald Reagan ditembak ketika meninggalkan Washington Union Hotel di Washington, D.C.
Kemudian Pria yang menyerang Presiden Reagan diidentifikasi Bernama John Hinckley Jr 25 Tahun. Hinckley mendekatinya ketika ia meninggalkan hotel setelah menjadi pembicara di sebuah konvensi Serikat buruh, Hinckley melepaskan lima sampai enam tembakan dengan pistol Caliber .22 ke arahnya.
Presiden mengenang kejadian itu, kemudian menuliskannya dalam otobiografi bahwa saat itu tembakan terdengar seperti petasan. Ia membalikkan badan kepada Paspampres yang ada di dekatnya dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Satu peluru bersarang di dada Reagan.
30 Maret 1981 Ronald Reagan Presiden Amerika Serikat Ditembak |
Segera Secret Service menarik Reagan ke limousin dan melarikan Reagan ke George Washington University Hospital, Disaat itu Reagan berjalan ke ruang gawat darurat sendiri. James Brady Sekretaris pers Gedung Putih, polisi, dan agen dinas rahasia juga terluka dalam aksi penembakan. Semua orang Selamat, tetapi Brady mengalami luka berat pada kepala yang menyebabkan cacat permanen.
Ibu Negara Nancy Reagan tiba di rumah sakit segera setelah Insiden penembakan tersebut dan setia menemani Reagan sampai sembuh. Dirilis dari rumah sakit, kurang dari dua minggu kemudian Reagan pulih dan segera kembali menunaikan tugasnya sebagai Presiden.
Reagan Ingat dengan sangat rinci dalam otobiografinya mengenai upaya pembunuhan di hari itu. Ia ingat berbaring di ruang gawat darurat . Ia agak kecewa karena petugas medis memotong-motong memotong jas barunya. Saat dia mulai kehilangan kesadaran, dia merasa ada seorang wanita menggenggam tangannya. Dia tidak tahu apakah itu Nancy atau perawat --selorohnya bercanda-- ia bertanya kepada wanita itu. Apakah Nancy tahu yang kita perbuat?
Tahun setelah penembakan, Reagan juga mengunjungi teater Ford yang membuatnya kembali teringat perihal insiden penembakan Presiden Abraham Lincoln. Reagan agak canggung akan keamanannya walaupun ia sadar betul bahwa korps pengamanan presiden telah banyak kemajuan semenjak zaman presiden Lincoln, karena bagaimanapun seseorang pasti mempunyai obsesi aneh untuk mendekati presiden dan ingin melakukan penyerangan.
Kembali lagi ke si penyerang, John Hinckley. Hinckley bertindak sendirian, Motif penyerangan Hinckley dilakukan karena ia begitu mengagumi aktris Jodie Foster dan mengklaim dia menembak Presiden untuk membuat Jodie terkesan. Hinckley dinilai tidak bersalah karena dinyatakan memiliki gangguan mental dan sampai saat ini ia masih mendekam di rumah sakit jiwa.