Sejarah Negara Qatar Lengkap
QATAR, kerajaan (emirat) di Semenanjung Arab; berbatasan dengan Teluk Persia (utara dan timur), Uni Emirat Arab (tenggara), Arab Saudi (barat daya), dan Teluk Bahrcin (barat). Luas: 11.400 km2. Penduduk: 342.000 (1989). Kepadatan penduduk: 30/km2. Agama: Islam (92,4%); Kristen (5,9%); Hindu (1,1%); Bahai (0,2%); lain-lain (0,4%). Bahasa: Arab. Ibu kota: Doha. Satuan mata uang: Riyal Qatar (QR).
Kilas Sejarah
Daerah yang sekarang disebut Qatar sudah ditempati penduduk kira-kira 1.000 tahun yang lalu, tetapi pemerintahan yang kuat baru ada pada akhir tahun 1700-an, ketika Wahabi, sebuah sekte Islam dari Arab Saudi, menguasai Qatar.Pada permulaan tahun 1800-an, para sheik dari keluarga zal-Thani memimpin suku-suku Qatar, tetapi kemudian Ottoman Turki meluaskan kekuasaannya sampai ke Qatar. Selanjutnya, sejak tahun 1916, Qatar menjadi daerah protektorat Inggris; kedaulatan Qatar diakui, tetapi urusan luar negeri tetap dipegang oleh Inggris.
Baru pada tahun 1971 Qatar menjadi negara merdeka sepenuhnya di bawah Emir Ahmad bin Ali al-Thani, dan menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada tahun berikutnya, Khalifa bin Hamad al-Thani menggulingkan Ahmad dan menggantikan saudara sepupunya itu sebagai emir.
Peta Letak Qatar
Fisiografi Qatar
Qatar mempunyai wilayah seluas 11.400 km2, mencakup seluruh Semenanjung Qatar yang menjulur ke Teluk Persia dengan ukuran panjang sekitar 160 km dan lebar 55-80 km. Permukaan tanahnya umumnya rendah. Puncak tertinggi hanya sekitar 344 m.
Di bagian selatan dominan bukit-bukit pasir, sedang dibagian utara terdapat padang rumput. Di daerah pantai terdapat dataran garam (sabkha) dan sejumlah pulau kecil, sebagian di antaranya hanya berupa pulau karang.
Iklimnya panas dan kering. Suhu udara pada musim panas kadang-kadang sampai 50°C. Curah hujan jarang melebihi 100 mm per tahun. Karena itu, negara ini sangat kekurangan sumber air, dan harus menyuling air laut untuk memenuhi kebutuhan akan air minum.
Penduduk Qatar
Qatar berpenduduk kira-kira 340.000 orang. Sekitar 88 persen penduduknya hidup di daerah perkotaan dengan pelbagai mata pencaharian. Penduduk ibu kota Doha (250.000) hampir mencapai tiga perempat dari seluruh penduduk. Penduduk pedesaan umumnya hidup sebagai nelayan, pencari mutiara atau petani. Di daerah pedalaman masih dapat dijumpai suku nomad Badui.
Sebagian besar penduduknya adalah orang Arab, yang terdiri dari penduduk asli dan pendatang dari negara-negara Arab lain (termasuk sejumlah pengungsi Palestina). Di negeri ini hidup sejumlah pendatang dari negara-negara non-Arab, misalnya dari Pakistan dan India. Umumnya pendatang ini berimigrasi ke Qatar untuk bekerja di perusahaan minyak negeri ini.
Bahasa resmi di Qatar adalah bahasa Arab, tetapi bahasa Inggris juga banyak digunakan dalam komunikasi dengan warga negara asing.
Sebagian besar penduduk Qatar memeluk agama Islam; hanya ada sejumlah kecil yang memeluk agama Kristen, Hindu, Baha’i atau agama lainnya. Di antara umat Islam tersebut, penduduk asli umumnya menganut aliran Wahabi (salah satu cabang aliran Sunni), yang cenderung bersikap konservatif dan puritan.
Di negeri ini pendidikan tidak dikenakan biaya. Wajib belajar diterapkan pada anak-anak berusia 6-16 tahun. Jumlah sekolah terus ditingkatkan. Sementara itu, ratusan putra Qatar menuntut ilmu di perguruan tinggi di luar negeri. Tetapi, dari seluruh penduduk berusia 15 tahunke atas, baru sekitar 60 persen yang sudah bebas dari buta aksara. Untuk memberantas buta aksara di kalangan orang dewasa, didirikan sekolah khusus.
Pemerintahan Qatar
Negara Qatar berbentuk monarki konstitusional. Perundang-undangan disusun berdasarkan hukum Islam. Kepala negara dan pemerintahan adalah seorang emir dari dinasti al-Thani (sejak permulaan tahun 1800-an). Dalam menjalankan roda pemerintahan, ia dibantu oleh sejumlah menteri yang ditunjuknya sendiri. Selain itu, ia dibantu oleh sebuah badan penasihat.
Perekonomian Qatar
Berkat minyak, Qatar telah berubah dari sebuah negara miskin di daerah gurun yang gersang menjadi sebuah negara makmur. Penemuan minyak telah mengubah masyarakat, dari masyarakat pencari mutiara, nelayan, dan penggembala menjadi masyarakat sejahtera dengan ekonomi yang lebih beranekaragam. Dan berkat minyak, di Qatar tersedia banyak lapangan kerja yang layak, terutama sejak tahun 1060-an.
Negara ini merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di Teluk Persia. Sebagian besar pendapatan negara diperoleh d ari minyak. Cadangan minyaknya diperkirakan mencapai kira-kira 6 milyar barel.
Dengan menggunakan pendapatan dari minyak, industri-industri lain terus dikembangkan, agar negara tidak hanya tergantung pada minyak. Untuk itu dibangun pabrik pupuk, semen, petrokimia, baja, dan lain-lain. Juga dibangun pembangkit tenaga listrik, fasilitas angkutan yang lebih baik, dan pabrik penyulingan air laut.
Kendati hasil minyak telah membuat Qatar menjadi negara makmur, usaha penangkapan ikan terus dikembangkan, tetapi pencarian mutiara mengalami penurunan. Hasil buah-buahan masih terus ditingkatkan, sedang hasil sayur-sayuran sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Lebih dari separuh barang ekspor negara ini dikirim ke Jepang. Barang ekspornya yang utama adalah minyak mentah, tetapi ada juga sayur-sayuran yang dapat diekspor. Mesin-mesin, kendaraan bermotor, barang-barang elektronik, berbagai bahan pangan dan bahan bangunan, semuanya masih harus diimpor dari luar negeri, terutama dari Jepang, Inggris, Jerman Barat, Amerika Serikat, Italia, dan Perancis.