8 pendaratan tentara asing setelah kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan dan Republik Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, ternyata tak semulus yang dingingkan. Masih banyak gangguan datang berusaha merongrong kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia. Rongrongan datang baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari dalam negeri sendiri terdapat banyak sekali pemberontakan. Selengkapnya bisa anda baca di artikel di bawah ini :
Sedangkan dari luar negeri ada sekitar 8 pendaratan tentara asing ke bumi nusantara. Pendaratan kapal-kapal tersebut datang dari berbagai negara, seperti Inggris, Belanda maupun sekutu. Berikut pendaratan tentara asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia :
Mereka adalah anggota Misi Sekutu yang dikirim oleh SEAC (South East Asia Command) dari Singapura. Mereka ditugaskan untuk mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu yang direncanakan seminggu kemudian dengan kapal Inggris Cumberland. Para perwira Sekutu itu adalah yang pertama kali menginjak daerah Republik Indonesia.
Itulah 8 pendaratan tentara asing setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.
8 September 1945
Misi Sekutu yang pertama sebanyak 7 orang perwira Inggris dibawah pimpinan Mayor A.G.Greenhalg pada tanggal 8 September 1945 yang diterjunkan dengan payung di lapangan terbang Kemayoran Jakarta.Mereka adalah anggota Misi Sekutu yang dikirim oleh SEAC (South East Asia Command) dari Singapura. Mereka ditugaskan untuk mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu yang direncanakan seminggu kemudian dengan kapal Inggris Cumberland. Para perwira Sekutu itu adalah yang pertama kali menginjak daerah Republik Indonesia.
16 September 1945
Pada tanggal 16 September 1945 Laksamana Muda W.R. Patterson wakil Panglima SEAC (South East Asia Command) Lord Louis Mountbatten di Singapura, mendarat di Tanjung Priok dengan kapal Cumberland. Dalam rombongan ini turut membonceng C.H.O Van der Plas mewakili Dr.H. Jvan Mook, Kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA). Sedangkan Dr. Van Mook sendiri yang kemudian diangkat sebagai Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda datang di Indonesia pada bulan Oktober 1945.29 September 1945
Pasukan Sekutu dalam AFNEI mendarat di Jakarta tanggal 29 September 1945 dengan kekuatan militer dari 3 divisi, yaitu :- 23 rd Indian Division, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn (untuk daerah Jawa Barat.
- 5th Indian Division, di bawah pimpinan Mayor Jendral Mansergh (untuk Jawa Timur).
- 26th Indian Division di bawah pimpinan Mayor Jendral H.M. Chembere (untuk daerah Sumatra).
12 Oktober 1945
Pasukan Sekutu mendarat di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Carmichael. Sementara itu Sekutu terus menambah pasukannya sehingga dalam bulan Maret 1946 pasukan mereka sudah berjumlah kurang lebih 2 batalyon. Pada saat itu Sekutu juga melindungi masuknya pasukan Belanda.25 Oktober 1945
Pendaratan Brigade 49 Divisi India ke 23 tentara Sekutu (AFNEI) di bawah komando Brigadir Jendral A.W.SMalaby, yang mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Yang kemudian menimbulkan pertempuran Surabaya yang banyak memakan korban jiwa.Agustus 1945
Pendaratan tentara Sekutu di Minahasa yang terdiri dari pasukan Australia yang diboncengi NICA pada akhir bulan Agustus 1945, yang kemudian menimbulkan pertempuran sengit dengan rakyat dalam peristiwa Bendera Merah Putih di Menado.9 Oktober 1945
Pendaratan pasukan Sekutu (Inggris - Gurkha) yang diboncengi serdadu Belanda dan NICA pada tanggal 9 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigadir Jendral T.E.D. Kelly. Sebelumnya Belanda sendiri telah mendaratkan suatu kelompok Komando di bawah pimpinan Westerling.2 dan 3 Maret 1946
Pendaratan pasukan Belanda di Pulau Bali pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946 sebanyak kurang lebih 2000 tentara, disertai beberapa orang tokoh Bali yang pro Belanda. Pada saat itu Letnan Kolonel I Gusti Ngirah Rai sedang mengadakan perjalanan ke Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi dengan Markas Tertinggi TRI, mengenai pembinaan Reimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda.Itulah 8 pendaratan tentara asing setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.