Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reformasi gereja melahirkan tatanan baru di Eropa

Renaisans Yunani Kuno dan perkembangan ilmu pengetahuan membawa perubahan dalam Gereja Katolik Roma. Orang menjadi kritis terhadap apa yang diajarkan oleh gereja. Hal itu tidak disukai oleh pihak gereja. Akibatnya, beberapa ahli pikir, ilmuwan dan seniman dipenjarakan oleh pihak gereja. Galileo dipaksa mengingkari keyakinannya di muka umum, bahwa bumilah yang bergerak mengelilingi matahari, karena menurut ajaran gereja, mataharilah yang mengelilingi bumi.

Gerekan reformasi yang muncul pada abad ke-15 juga merupakan protes terhadap gaya hidup para biarawan yang dianggap telah menyimpang dari ajaran-ajaran Kristus. Misalnya, banyak orang yang menjadi biarawan hanya dengan maksud mencari kedudukan, kekayaan dan kehidupan duniawi lainnya.

Ketika membangun Gereja Sint Petrus, Paus Leo X membutuhkan banyak dana. Untuk menutupi kebutuhan dana tersebut, Paus mencari sumbangan dari masyarakat Kristen di Eropa. Bagi mereka yang ingin bertoubat dan menyerahakan sejumlah uang sebagai sumbangan untuk gereja, akan diberikan indulgensia. Indulgensia adalah surat pengampunan dosa. Mereka yang memiliki indulgensia dianggap lepas dari siksa karena dosa-dosanya.

Foto Paus Leo X
Paus Leo X membangun Gereja Sint Petrus

Doktrin Gereja Katolik Roma

Gereja menjadi badan yang sangat berpengaruh. Bagaimana reaksi masyarakat terhadap tindakan gereja saat itu?

Seorang biarawan bernama Martin Luther dari Jerman menempelkan 95 dalil yang berisi pandangannya terhadap doktrin Gereja Katolik Roma pada pintu gereja di Wittenberg pada tanggal 31 Oktober 1517. Di memprotes praktik indulgensia, kekuasaan Gereja Katolik Roma, dan kemudian memutuskan hubungan dengan Gereja tersebut.

Dalil-dalil yang ditulis Martin Luther, antara lain menentang praktik surat pengampunan dosa. Dia berpendapat bahwa setiap orang dapat secara langsung memperoleh berkat dari Tuhan tanpa melalui perantara Paus di Roma.

Pengaruh ajaran Martin Luther dengan cepat meluas di Eropa karena memperoleh dukungan dari para penguasa Jerman, Denmark dan Swedia.

Martin Luther juga menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa Jerman. Sebelumnya Bibel hanya ditulis dalam bahasa Latin dan tidak boleh diterjemahkan. Dengan demikian, hanya biarawan yang mengetahui isi Bibel dan hanya mereka yang berhak menafsirkannya, orang lain hanya menerima saja.

Dengan diterimanya ajaran Luther yang berbeda dengan ajaran Katolik Roma, digunakanlah nama Kristen Protestan. Gereja Katolik Roma menganggap Luther telah murtad sehingga dia dikutuk dan dikucilkan.

Tokoh reformasi di Prancis adalah John Calvin, seorang ahli hukum. Ajaran John Calvin diilhami oleh pemikiran Luther, namun lebih mendalam, khususnya mengenai kemahakuasaan Tuhan. Dia menulis buku yang berjudul Institutio Religion Christianae.

Menurut Calvin, nasib manusia ditentukan oleh Tuhan, orang harus mengagungkan nama Tuhan melalui amal perbuatannya. Di Prancis, Calvin dan pengikutnya tidak direstui oleh raja. Oleh karena itu ia dibuang ke Genewa. Dari Genewa ajarannya kemudian berkembang ke Belanda, Inggris dan negara lainnya.

Reformasi gereja di Inggris

Di Inggris, reformasi dimulai dari sikap Raja Henry VIII dalam melawan kekuasaan Paus. Pada tahun 1534, dia menobatkan dirinya sebagai raja sekaligus kepala gereja tertinggi yang dikuatkan oleh undang-undang.

Pembaruan telah digulirkan. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi akibat reformasi tersebut? Bagaimana reaksi pihak gereja terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibat reformasi tersebut?

Reformasi menyebabkan pembaruan tatanan sosial, ekonomi dan politik pada awal abad ke-16. Reformasi yang mula-mula terjadi di bidang agama, disusul dengan reformasi ekonomi yang melahirkan tatanan baru bagi masyarakat Eropa.

Untuk menghambat pengaruh agama Protestan, gereja Katolik Roma mengadakan pembaruan, misalnya dengan memperhatikan pendidikan para calon biarawan dan memberikan hukuman kepada mereka yang melanggar.

Di samping itu juga terdapat satu gerakan dalam gereja Katolik Roma, yang kemudian dikenal sebagai lawan kaum reformasi. Kelompok itu dinamakan Jesuit. Tokohnya bernama Ignatius Loyola, seorang bangsawan Spanyol. Tujuannya ialah memulihkan Gereja Katolik Roma dan menentang Protestanisme.

Gerakan reformasi menimbulkan perpecahan agama dalam negara. Kelompok-kelompok yang tidak mematuhi agama negara dan ingin memperoleh kebebasan beragama meninggalkan negaranya, berimigrasi ke benua lain terutama ke benua Amerika.

Baca juga: Perang dunia I akibat egoisnya negara-negara Eropa

Kunjungi: Sejarah Dunia Lainnya
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com