6 ciri paham fasisme
Pada awal abad ke-20 lahir paham fasisme yang menyeret dunia kepada Perang Dunia II yang dahsyat dan menelan korban jutaan manusia serta kerugian harta benda, serta lingkungan hidup yang tak ternilai.
Fasisme adalah paham yang mengatur pemerintahan dan masyarakat secara totaliter yang dilakukan oleh diktator partai tunggal yang bersifat supranasionalis, tidak rasionalis, militeris dan imperialis. Totaliter artinya menggunakan kekuasaan dan kekerasan pada semua bentuk hubungan masyarakat, baik hubungan politik maupun sosial.
Negara-negara yang menerapkan fasisme umumnya tidak memiliki sifat demokrasi dan warga negaranya menerima fasisme karena menganggap sesuai dengan sifat masyarakatnya.
Ciri-ciri fasisme adalah sebagai berikut:
1. Tidak rasional
Fasisme menonjolkan sifat-sifat manusia yang tidak rasional. Dalam soal ras dan pemimpin adalah masalah tabu untuk dipersoalkan atau didiskusikan secara kritis. Hal ini tentu berbeda dengan prinsip-prinsip negara demokrasi yang tidak mengenal persoalan tabu apapun, karena semua hal dapat dipersoalkan bahkan ditentang.
2. Tidak mengakui persamaan derajat manusia
Fasisme menganggap bahwa martabat manusia tidak sama, ada yang super dan ada yang inferior. Pria dianggap melebihi kaum wanita, kelompok militer melebihi sipil, anggota partai lebih dari yang bukan anggota partai, kebangsaan seseorang melebihi kebangsaan yang lainnya, yang kuat mengatasi yang lemah, para pemenang perang membawahi pihak yang kalah.
3. Tidak mengakui oposisi
Di negara-negara fasis, oposisi dianggap sebagai musuh dan harus dimusnahkan sampai tuntas. Doktrin ini berlaku untuk musuh-musuh di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, kaum Nazi di Jerman membuat kamp konsentrasi dan kamar-kamar gas untuk memusnahkan musuh-musuhnya. Rezim fasis ingin menunjukkan kepada seluruh penduduk bahwa hukuman mati akan diberlakukan kepada mereka yang tidak mendukung penguasa.
4. Pemerintahan oleh kelompok elite
Fasis berpendapat bahwa hanya ada satu kelompok minoritas kecil penduduk yang terpandang baik karena asal-usul penduduk maupun karena statusnya dalam masyarakat yang mampu menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu, pemimpin selalu dianggap benar. Kalau ada pertentangan rakyat dan pemimpin, kehendak yang berlaku adalah kehendak pemimpin.
5. Totaliterisme
Totaliterisme diterapkan dengan tujuan untuk mengontrol semua bidang kehidupan manusia, dari anak-anak sampai tua. Sekolah harus menyiapkan anak laki-laki untuk dinas militer dan anak perempuan untuk kegiatan rumah tangga.
Kaum wanita hanya boleh berurusan dengan masalah kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Wanita dengan sendirinya menjadi warga negara kelas dua dan mereka tidak dapat mengambil bagian dalam jabatan-jabatan pemerintahan atau partai.
6. Rasionalisme
Menurut doktrin fasis dalam suatu negara, kaum elite lebih unggul daripada kelompok massa. Oleh karena itu, mereka dapat memaksakan kehendaknya dengan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan di antara bangsa-bangsa, kaum elite lebih unggul daripada bangsa-bangsa lainnya dan memiliki hak untuk memerintah mereka.
Silahkan baca juga: Negara penganut fasisme dan kehancurannya
Silahkan baca juga: Negara penganut fasisme dan kehancurannya
Itulah 6 ciri-ciri paham fasisme yang termasuk sejarah perkembangan negara-negara di dunia.