Tentang Doktrin Kuantan
Doktrin Kuantan - Setelah sebelumnya dibahas Konsep SEANWFZ yang merupakan proses penyelesaian konfrontasi dengan Malaysia. kali ini akan sedikit kita bahas mengenai Doktrin Kuantan.
Persepsi Indonesia dan Malaysia atas ancaman asing hampir serupa. Meskipun Malaysia telah membina hubungan diplomatik dengan RRC pada tahun 1974, tetapi hubungan Kuala Lumpur dengan Beijing kurang hangat.
Cina masih dilihat sebagai suatu ancaman terhadap keamanan Malaysia karena dukungan Beijing kepada Partai Komunis Malaya. Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto juga memiliki kecurigaan terhadap beijing dan memandang RRC sebagai ancama serius terhadap keamanan, karena dukungan Beijing terhadap PKI.
Ancaman tersebut semakin serius ketika RRC menginvasi Vietnam. Invasi RRC ini dilakukan karena sebelumnya Vietnam menduduki Kamboja.
Peran Soeharto dan Hussein Onn
Pada bulan Maret 1980, Presiden Soeharto bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia bernama Hussein Onn. Pertemuan tersebut menghasilkan apa yang dikenal dengan nama Doktrin Kuantan.
Doktrin Kuantan menawarkan bantuan kepada Vietnam, dan doktrin ini menganggap bahwa tekanan Cina atas Vietnam akan lebih mendekatkan Vietnam kepada Uni Soviet. Hal ini berarti membahayakan keamanan regional.
Dengan bantuan dari negara-negara ASEAN, diharapkan secara bertahap Vietnam akan menarik diri dari sekutunya, yaitu Uni Soviet, sehingga stabilitas politik regional di Asia Tenggara bisa tercapai.